S&P Ramal Pertumbuhan Ekonomi RI Tahun Ini 5,1% , Inflasi Lampaui 4%
Lembaga pemeringkatan S&P Global Ratings memperkirakan perekonomian Indonesia tumbuh 5,1% pada tahun ini. Pemulihan permintaan domestik masih berjalan meski inflasi diramal melampaui batas atas target bank sentral dan menyentuh 4,1%.
"Di luar Cina, pemulihan domestik pasca Covid-19 sebagian besar berlanjut. Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi yang solid pada 2022-2023, terutama di negara-negara yang relatif didorong oleh permintaan domestik seperti India, Indonesia, dan Filipina," dikutip dari riset S&P Global Ratings, Selasa (28/6).
Outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun tidak berubah dari perkiraan sebelumnya Sementara pada tahun depan, ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 5%, naik 0,2% dari perkiraan sebelumnya. Indonesia diramal tumbuh dengan kecepatan yang sama hingga 2025.
Pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia Pasifik diperkirakan 4,2% pada tahun ini, lambat dari tahun lalu 6,6%. Dua faktor utama yang mempengaruhi prospek ekonomi kawasan ini yaitu pertumbuhan yang lebih lemah di Cina karena kebijakan xero-Covid dan proyeksi suku bunga di AS yang lebih tinggi.
Perlambatan paling terasa akan dialami Hong Kong yang hanya tumbuh 1% tahun ini, dipangkas satu poin persentase dari proyeksi sebelumnya dan penurunan tajam dari pertumbuhan tahun lalu 6,4%. Sementara ekonomi Malaysia menjadi satu-satunya negara di kawasan ini yang outlook pertumbuhannya direvisi ke atas dari 0,3 point presentasi menjadi 6,1% pada tahun ini.
Dari sisi inflasi, S&P memperkirakan inflasi Indonesia tahun ini melampaui batas atas target bank sentral di 4% menjadi 4,1%. Meski begitu, perkiraan inflasi melandai pada tahun depan di bawah 4% dan akan terus menurun dalam beberapa tahun mendatang.