Sri Lanka Tak akan Dapat Dana Talangan IMF Hingga Pemerintahan Stabil
Sri Lanka membutuhkan bantuan dana talangan dari Dana Moneter Internasional atau IMF untuk menyelamatkan negaranya dari krisis keuangan yang kini telah berubah menjadi krisis multidimensi. Profesor dari Johns Hopkins University Deborah Brautigam menilai Sri Lanka perlu memiliki pemerintahan yang stabil agar IMF dapat masuk dan memberikan dana talangan.
“IMF tidak dapat berinteraksi dengan pemerintah, ketika keadaan sebuah negara berada dalam mode krisis yang berkelanjutan. Jadi, hingga pemerintah Sri Lanka stabil dan memiliki menteri keuangan, tidak ada yang bisa diajak bicara oleh IMF, ” kata Deborah Brautigam kepada “Squawk Box Asia” CNBC pada hari Jumat.
Sri Lanka telah dilanda protes selama berbulan-bulan dan menderita krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan.
Orang-orang biasa berjuang untuk membeli kebutuhan pokok, seperti makanan, obat-obatan dan bahan bakar, melakukan aksi proyes dan mengamuk. Pekan lalu, mantan presiden Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari negara itu dan mengundurkan diri setelah pengunjuk rasa menyerbu kediamannya.
Para legislator negara itu telah memilih Ranil Wickremesinghe, mantan perdana menteri negara itu, sebagai presiden. Pria berusia 73 tahun itu mengambil alih sebagai perdana menteri pada Mei ketika kakak laki-laki Rajapaksa, Mahinda Rajapaksa, mengundurkan diri.
Belum jelas apakah perubahan kepemimpinan ini akan memuaskan para pengunjuk rasa.
"IMF harus dapat bekerja sama dengan pemerintah Sri Lanka untuk menyusun sebuah program," kata Brautigam, seorang profesor ekonomi politik internasional.
Menurut dia, IMF tidak akan memberikan pinjaman jika situasi negara yang dianggap tidak dapat mengembalikan pinjaman. Reuters melaporkan Sri Lanka masih menghadapi ketidakpastian, tentara menghancurkan tenda darurat para pengunjuk rasa sehari setelah Wickremesinghe dilantik.
Profesor Johns Hopkins itu juga mengatakan IMF membutuhkan jaminan dari pemerintah untuk membentuk "rumah fiskalnya." Dia mengatakan IMF akan mencoba untuk memastikan bahwa pendapatan pemerintah dan pengeluaran mereka berjalan lebih baik.
"Jadi jika Sri Lanka tidak dapat memberikan jaminan, tidak akan ada apa pun dari IMF,” kata Brautigam.
Dia mengatakan IMF juga akan mencari jaminan dari Sri Lanka bahwa mereka akan memberikan bantuan apa pun yang diperlukan untuk membawa utang negara ke tingkat yang berkelanjutan.
"IMF tidak dapat melanjutkan program bantuan tanpa jaminan itu," katanya.