BPS: Industri Pengolahan Melambat karena Larangan Ekspor CPO

Abdul Azis Said
5 Agustus 2022, 11:34
industri pengolahan, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan industri pengolahan
ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/tom.
Ilustrasi. BPS mencatat, subsektor makanan dan minum yang hanya tumbuh 3,68% secara tahunan pada kuartal kedua tahun ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi sektor industri pengolahan pada kuartal II melambat menjadi 4,01% secara tahunan dibandingkan kuartal sebelumnya mencapai 5,07%. Kondisi ini disebabkan oleh larangan ekspor CPO yang diberlakukan pemerintah pada akhir April hingga menjelang Mei.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, perlambatan pertumbuhan di sektor industri pengolahan terutama terjadi di subsektor makanan dan minum yang hanya mencapai 3,68% secara tahunan. Ini terutama disebabkan oleh penurunan ekspor CPO dan minyak goreng.

"Ekspor CPO itu kontribusinya cukup besar pada subsektor makanan dan minuman. Kalau itu tertahan ekspornya, berdampak pada  pertumbuhan di industri pengolahan," kata Margo kepada wartawan di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Jumat (5/8).

Meski demikian, menurut dia, masih adanya pertumbuhan di sub sektor makanan dan minuman ini didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat saat momentum Ramadhan dan Idul Fitri. Di sisi lain, sektor industri pengolahan yang masih tumbuh positif pada kuartal kedua ini didorong oleh subsektor tekstil dan pakaian jadi yang tumbuh hingga 13,74%. Ini terutama karena permintaan terhadap pakaian jadi meningkat seiring momentum Ramadan dan lebaran. Sektor industri pengolahan ini menyumbang 17,84% dari perekonomian domestik.

Selain sektor industri pengolahan, Margo juga menyebut leading sektor lain yang berhasil tumbuh positif yakni pertambangan. Sektor ini mencatat pertumbuhan sebesar 4,01%, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 3,82%. Sektor pertambangan ini berkontribusi 13,06% terhadap perekonomian nasional.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...