BREAKING NEWS: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Melesat 5,44%

Abdul Azis Said
5 Agustus 2022, 09:18
pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi kuartal II, BPS
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Ilustrasi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kaurtal kedua tahun ini ditopang oleh konsumsi dan investasi.

Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 tumbuh 5,44%, lebih tinggi dibandingkan kuartal I 2021 yang tumbuh mencapai 5,01%. Kinerja perekonomian pada April-Juni tersebut diraih di tengah perlambatan ekonomi dan meningkatnya risiko resesi di banyak negara. 

Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, produk domestik bruto atas dasar harga berlaku pada kuartal kedua mencapai 4.919,9 triliun. Sementara itu, PDB atas dasar harga konstan mencapai Rp 2.923,7 triliun. 

"Dengan demikian pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua jika dibandingkan dengan kuartal I atau q to q tumbuh 3,72%, sedangkan dibandingkan kuartal II 2021 atau year on year tumbuh 5,44%," ujar Margo dalam konferensi pers, Jumat (5/8)

Perekonomian Indonesia yang cukup baik, menurut dia, terjadi di tengah perekonomian global yang saat ini menghadapi sejumlah tantangan pada semester pertama tahun ini. Salah satunya, tekanan inflasi di beberapa negara yang cukup tinggi, seperti Uni Eropa yang mencapai 9,6%, Inggris 8,2%, Amerika Serikat 9,1%, dan Korea Selatan 6,1%. Sementara Indonesia pada Juli 2022 mencatatkan inflasi sebesar 4,94%, sedangkan inflasi Cina hanya 2,5%. 

"Hasil survei Bloomberg juga menyampaikan kondisi dunia sedang tidak baik, karena ada 15 negara yang disurvei terdampak resesi. Kita berada di posisi kedua paling bawah dengan probabilitas 3%," ujarnya. 

IMF juga telah merevisi prospek perekonomian global tahun ini dari 3,6% menjadi 3,2% dan tahun depan dari 3,6% menjadi 2,9%. Lembaga ini juga merevisi proyeksi inflasi global yang lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya. 

Margo mengatakan, Indonesia mendapatkan berkah atau windfall dari kenaikan harga komoditas di pasar global. Beberapa negara mitra dagang Indonesia memang mengalami perlambatan, bahkan kontraksi ekonomi seperti Amerika Serikat dan Cina. Kedua negara tersebut merupakan mitra dagang Indonesia. 

Meski demikian, menurut dia, neraca perdagangan Indonesia pada kuartal kedua tahun ini surplus hingga US$ 15,5 miliar, naik 148% dibandingkan kuartal I 2022. Tekanan global justru memberikan dampak positif terhadap neraca perdagangan Indonesia. 

Selain kinerja perdagangan, menurut dia, kondisi domestik juga membaik seiring mobilitas masyarakat yang kembali meningkat dengan membaiknya penanganan Covid-19. Daya beli masyarakat juga terjaga seiring akselerasi konsumsi dan aktivitas produksi. 

"Beberapa indikator terkait dengan pelonggaran mobilitas berdampak pada peningkatan jumlah penumpang untuk seluruh moda transportasi," ujarnya. 

Ia mengatakan langkah pemerintah menambah subsidi energi dan menyalurkan bantuan sosial meminimalisasi tekanan global ke Indonesia. Pemerintah juga memberikan insentif pajak dalam mendukung aktivitas usaha. 

Halaman:
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...