BI Sebut Era Bunga Tinggi di AS akan Bertahan Lama, Apa Dampak ke RI?

Abdul Azis Said
31 Agustus 2022, 14:57
bi, suku bunga, bunga
Agung Samosir|Katadata
BI pada pertemuan bulan ini menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps.

Bank Indonesia memperkirakan The Fed masih akan mengerek bunga acuan agresif sebesar 50-75 bps pada pertemuan bulan depan. Hal ini sejalan dengan komentar sejumlah pejabat bank sentral AS yang memberi sinyal kenaikan bunga tinggi masih akan dilakukan.

"Pejabat The Fed sudah sampaikan dan bahkan Jerome Powell juga sudah mengatakan higher for longer, jadi memang periode suku bunga tinggi di berbagai negara di AS dan Eropa," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (31/8).

Para pembuat kebijakan The Fed akan kembali bertemu pada pertemuan komite pasar terbuka federal (FOMC) September yang digelar 20-21 September.  The Fed sudah menaikkan bunga agresif 225 bps dalam empat pertemuannya terakhir.

Kenaikan pertama dilakukan pada Maret sebesar 25 bps kemudian ditambah dengan kenaikan 50 bps pada pertemuan Mei. Pada pertemuan Juni dan Juli, The Fed mengerek bunga 75 bps dalam dia pertemuan beruntun. Langkah ini belum pernah dilakukan The Fed sebelumnya.

Pengetatan moneter bukan hanya terjadi di AS, tetapi juga banyak negara maju lainnya, seperti Eropa hingga Kanada. Kondisi ini menyebabkan ketidakpastian pasar keuangan global makin besar. Hal ini juga terlihat dari indeks ketidakpastian global dan persepsi risiko negara berkembang dan ndonesia yang masih tinggi.

"Ini menjadi risiko aliran modal yang terbatas bahkan masih banyak outflow di negara maju termasuk Indonesia," kata Perry.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...