Arah Kebijakan BI 2023: Suku Bunga hingga Pengembangan Rupiah Digital

Image title
Oleh Abdul Azis Said
30 November 2022, 12:49
BI, bank indonesia, suku bunga, pertemuan tahunan BI
Arief Kamaludin | Katadata
Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan mencapai 1,75% pada tahun ini.

Bank Indonesia menyebut, arah kebijakan bank sentral pada tahun depan masih akan sama dengan tahun ini. Kebijakan moneter BI akan diarahkan menjaga stabilitas, sedangkan kebijakan lainnya diarahkan mendukung pertumbuhan.

Bank sentral juga memastikan kenaikan suku bunga akan dilakukan terukur, melanjutkan operation twist, hingga pengembangan rupiah digital.

"Dengan berlanjutnya gejolak global, kebijakan moneter tetap akan kami arahkan pada pro stabilitas, sementara empat kebijakannya lainnya akan terus diarahkan mendorong pertumbuhan ekonomi, atau pro growth," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam paparannya di acara pertemuan Tahunan BI (PTBI), Rabu (30/11).

  • Kebijakan Moneter

Output yang ingin dicapai dari kebijakan moneter pro stabilitas tahun depan yakni menurunkan inflasi dan menstabilkan nilai tukar rupiah. Inflasi ditargetkan bisa kembali ke bawah 4% pada tahun depan, dengan inflasi inti diharap bisa turun ke bawah 4% lebih awal yakni pada paruh pertama. 

Perry mengatakan, kebijakan moneter akan bertumpu pada tiga langkah. Pertama, kebijakan suku bunga yang front loaded, preemptive dan forward looking  untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang dinilai sudah terlalu tinggi. Perry memastikan kebijakan suku bunga akan dilakukan secara terukur.

Kedua, kebijakan stabilisasi rupiah melalui triple intervention. Perry memastikan pihaknya akan tetap berada di pasar baik melalui intervensi di pasar spot, DND dan transaksi SBN di pasar sekunder. "Kecukupan cadangan devisa akan kami jaga," kata Perry.

Ketiga, operation twist, yakni menjual SBN tenor pendek dan membeli SBN tenor panjang di pasar sekunder. Namun BI mengatakan operasi tersebut akan dilakukan apabila memang diperlukan.

Penjualan SBN tenor pendek bertujuan mendorong kenaikan yield jangka pendek. Imbal hasil yang semakin tinggi akan menarik bagi investor sehingga diharap bisa merangsang masuknya investasi portofolio. Dengan demikian,  rupiah akan menguat seiring masuknya modal asing ini. Sementara pembelian SBN jangka panjang untuk menjaga yield angka panjang dan membantu pemerintah mengelola ruang fiskal.

  • Kebijakan Makroprudensial

Perry mengatakan, pihaknya masih akan mempertahankan kebijakan makroprudensial longgar untuk mendorong pertumbuhan kredit. Adapun kebijakan yang ditempu,  yakni melanjutkan kebijakan uang muka 0% untuk kredit properti (KPR) dan kredit bermotor hingga akhir tahun depan.

"Insentif GWM akan kami tingkatkan untuk mendorong sektor-sektor prioritas termasuk kredit usaha rakyat (KUR), UMKM dan ekonomi dna keuangan digital," kata Perry.

  • Kebijakan Sistem Pembayaran

Kebijakan sistem pembayaran juga akan didorong mendukung pertumbuhan ekonomi melalui akselerasi digitalisasi. Ada lima program yang digunakan bank sentral dalam rangka sistem pembayaran tahun depan.

Pertama, memperluas standar-standar pembayaran nasional sebagai satu bahasa, layanan sistem pembayaran nasional dan kolaborasi BI dengan industri. BI juga menargetkan implementasi QRIS mencapai 45 juta merchant pada tahun depan, memperluas BI-fast dan SNAP, serta kerja sama pembayaran lintas negara khususnya di ASEAN-5.

"Pembayaran QR, fast payment dan local currency transation akan diperluas bukan hanya ke ASEAN, tetapi juga negara-negara lain seperti India," kata Perry.

Kedua, konsolidasi sistem pembayaran nasional secara end to end, dari digitalisasi perbankan, penyelenggaraan infrastruktur dan jasa pembayaran, hingga e-commerce.

Ketiga, Infrastruktur sistem pembayaran didorong untuk 3i, integrasi interkoneksi dan interoperabilitas. Implementasi 3i akan dimulai bertahap dimulai dengan mengintegrasikan BI-Fast dengan BI-RTGS. Keempat, BI akan menempuh kebijakan harga dan praktik pasar yang sehat, efisiensi dan wajar.

Kelima, pengembangan rupiah digital. BI pada hari ini juga meluncurkan white paper untuk penerbitan digital rupiah yang diberi nama Proyek Garuda. Penerbitan mata uang digital nantinya melalui tiga tahap, mulai dari rupiah digital berbentuk wholesale atau grosir, perluasan dengan model bisnis operasi moneter dan pasar uang, serta tahap integrasi rupia digital wholsale dengan bentuk ritel.

  • Kebijakan Pendalaman Pasar Uang

Perry menegaskan kembali komitmennya untuk mempercepat pendalaman pasar keuangan sesuai Blue Print Pendalaman Pasar Uang 2025. BI akan terus mengembangan infrastruktur, konsolidasi peserta primary dealer dan instrumennya, menjaga kewajaran struktur suku bunga, nilai tukar dan lindung nilai. Hal ini untuk mengintegrasikan operasi moneter dan pasar uang yang modern serta efisien. Upaya pendalaman pasar uang juga melalui literasi keuangan dan perlindungan konsumen.

  • Kebijakan Inklusi Ekonomi dan Keuangan

BI berjanji ntuk terus mendorong pengembangan UMKM melalui kantor-kantor perwakilan BI di seluruh daerah. Tujuannya agar UMKM bisa naik kelas, mendorong ekspor dan UMKM digital. Untuk ekonomi dan keuangan syariah, BI akan melanjutkan kerja sama dengan KNEKS untuk membangun ekosistem mata rantai industri makanan dan fashion halal.






Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...