Cadangan Devisa RI Bertambah Rp 59 Triliun Ditopang Devisa Migas
Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa pada akhir November 2022 mencapai US$ 134 miliar, naik US$ 3,8 miliar atau Rp 59,8 triliun dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan cadangan devisa ditopang oleh penerimaan devisa migas, serta pajak dan jasa.
"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 5,9 bulan impor atau 5,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Rabu (7/11).
Menurut Erwin, menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Bank Indonesia juga memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga.
"Ini seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional," kata Erwin.
Gubernur BI Perry Warjiyo sebelumnya berjanji akan mengupayakan agar cadangan devisa tidak turun lebih dalam lagi setelah banyak terkuras untuk menjaga stabilitas rupiah. Salah satu upaya BI menjaga ketersediaan cadangan devisa adalah dengan mendorong agar para eksportir mempertahankan devisanya di dalam negeri.
"Kami akan jaga tidak turun lagi, kami terus memutar otak bagaimana menjaga supaya para eksportir bisa kemudian bertahan lebih lama di dalam negeri. Kemarin kami sudah bertemu dan berdiskusi dengan perbankan dan para eksportir," kata Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (21/11).
BI akan menggunakan mekanisme suku bunga untuk menarik minat para eksportir memarkirkan dananya di dalam negeri. Upaya lainnya dengan mekanisme pasar, menurut Perry, saat ini sudah berjalan antara eksportir dan perbankan.
Ia menjelaskan, posisi cadangan devisa yang terus menipis pada tahun ini karena upaya untuk menjaga stabilitas rupiah. Hingga 16 November, rupiah baru terdepresiasi sebesar 8,6%. Pelemahan tersebut lebih kecil dibandingkan penguatan dolar AS terhadap mata uang utama dunia lainnya maupun depresiasi mata uang negara lainnya terhadap dolar AS.
Meski demikian, Perry memastikan pekerjaan BI tidak hanya berhenti sampai disitu saja. Ia memastikan akan terus 'mati-matian' menjaga stabilitas rupiah. Hal ini untuk meminimalisasi terjadinya imported inflation, menjaga stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan dan menjaga agar kondisi korporasi tetap baik.
Cadangan devisa Indonesia yang mencapai US$ 134 miliar, masih jauh dibandingkan banyak negara lainnya. Berikut 10 negara dengan cadangan devisa terbesar.