BTS Wamil, Ekonomi Korsel Berpotensi Kehilangan Puluhan Triliun Rupiah
Para member BTS atau Bangtan Boys akan mengikuti wajib militer yang dimulai dari Kim Seokjin atau Jin pada hari ini, Selasa (13/12). Grup vokal yang pernah menyumbangkan 0,5% produk domestik bruto (PDB) Korea Selatan ini akan menghilang dari panggung sekitar dua tahun dan baru berkumpul kembali pada 2025.
Keikutsertaan ketujuh member BTS dalam program wamil berarti tidak akan tur atau musik baru selama beberapa tahun. Ini dapat menyebabkan Korea Selatan berpotensi kehilangan miliaran dolar AS di tengah suramnya perekonomian global tahun depan.
Mengutip Fortune, boy band nominasi Grammy yang beranggotakan RM, Jin, SUGA, j-hope, Jimin, V, dan Jung Kook ini telah membuktikan nilainya sebagai kekuatan ekonomi sekaligus kemenangan industri hiburan sejak merilis album pertamanya sembilan tahun lalu.
Pada 2018, Hyundai Research Institute mengatakan BTS menyumbang lebih dari US$3,6 miliar atau sekutar Rp 55 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.500 per dolar AS kepada ekonomi Korea Selatan setiap tahun. Ini setara dengan kontribusi 26 perusahaan menengah.
Peneliti Hyundai juga mengatakan boy band tersebut bahkan membawa satu dari setiap 13 wisatawan yang mengunjungi Korea Selatan pada 2017. Mereka juga menghasilkan sekitar US$1,1 miliar dari ekspor barang konsumen seperti barang dagangan dan kosmetik dalam satu tahun.
Kesuksesan komersial band ini juga berdampak kocek para anggotanya. Menurut data Forbes, para anggota BTS secara kolektif memiliki kekayaan bersih mencapai US$50 juta pada 2020.
Selain menyumbangkan kekayaan untuk Korea Selatan, grup tersebut telah membuktikan kemampuannya untuk mengguncang pasar keuangan. Pengumuman hiatus BTS pada Juni membuat saham perusahaan manajemennya, HYBE, kehilangan seperempat dari nilainya. Saham jatuh ke level terendah sejak perusahaan go public dua tahun sebelumnya.
Seperti banyak negara lainnya, ekonomi Korea Selatan diperkirakan akan mengalami perlambatan pada tahun depan. IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 2,1%, melambat dibandingkan proyeksi tahun ini 2,3%.