Rupiah Berpotensi Menguat Terdongkrak Menghijaunya Bursa Saham
Nilai tukar rupiah dibuka menguat 8 poin ke level Rp 15.624 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (27/12). Rupiah menguat seiring melemahnya dolar AS seiring pergerakan positif di bursa saham Asia.
Mengutip Bloomberg, rupiah berbalik melemah ke posisi Rp 15.661 per dolar AS hingga pukul 10.00 WIB. Mayoritas mata uang Asia menguat terhadap dolar AS. Ringgit Malaysia menguat 0,04%, baht Thailand 0,27%, rupee India 0,26%, yuan Cina 0,11%, won Korea Selatan 0,7%, dolar Taiwan 0,04%, dolar Hong Kong 0,05%, dolar Singapura 0,18%, dolar Hong Kong 0,05%, dan dolar Jepang 0,04%. Hanya rupiah dan peso Filipina yang melemah 0,11%.
Kepala Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah akan menguat hari ini seiring sentimen risk on di bursa saham menyusul pelonggaran kebijakan Covid-19 di Cina. Ia memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 15.550 hingga Rp 14.675 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
"Cina akan menghapus wajib karantina bagi turis," ujarnya kepada Katadata.co.id, Selasa (27/12).
Pemerintah Cina akan mencabut syarat karantina Covid-19 untuk penumpang yang datang dari luar negeri mulai 8 Januari 2023. Langkah pelonggaran ini diambil meski penularan corona tengah melonjak.
Ini merupakan langkah terbaru negara tersebut untuk membuka kembali pembatasan aktivitas. Sebelumnya, penumpang yang datang masih harus menjalani karantina selama lima hari di hotel ditambah tiga hari di rumah.
Otoritas setempat mengatakan, kebijakan ini adalah bagian dari cara baru Cina menghadapi Covid-19. Negara tersebut juga menurunkan penanganan corona menjadi penyakit Kelas B yang tidak terlalu ketat. Ini berarti penanganan Covid-19 akan diperlakukan sama dengan penyakit lainnya seperti demam berdarah. Cina juga menyebut gejala SARS-CoV-2 sebagai infeksi dan bukan pneumonia.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra juga memperkirakan rupiah akan menguat hari ini seiring pergerakan positif di indeks saham Asia. Ini mengindikasikan sentimen pasar terhadap aset berisiko yang meningkat.
"Pasar mungkin menanggapi positif kabar China akan menghentikan kebijakan zero-covid yang bisa kembali menumbuhkan perekonomian terbesar kedua dunia," ujarnya.
Bursa saham Asia kompak menguat pada pukul 10.00 WIB. IHSG telah menguat 1,05%, kospi di Korea Selatan 0,62%, Nikkei di Jepang 0,52%, Straits Times di Singapura 0,43%, dan Shanghai Index 0,41%. Sementara Hang Seng di Hong Kong turun 0,44%.
Selain sentimen dari luar, menurut Ariston, kondisi fundamental Indonesia yang lebih positif dibandingkan negara lain seharusnya juga menopang penguatan rupiah hari ini. Namun, pasar juga masih mewaspadai dampak buruk kebijakan suku bunga tinggi yang bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi.
"Potensi penguatan rupiah hari ini di kisaran Rp 15.580 per dolar AS dengan resistance di kisaran Rp 15.640 per dolar AS," katanya.