Rupiah Ditutup Menguat ke Level 15.100 per US$ Jelang Rilis Inflasi AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,25% ke level Rp 15.167 per dolar di pasar spot sore ini. Rupiah menguat seiring penantian pasar terhadap rilis data inflasi AS malam ini yang dikhawatirkan masih tetap tinggi.
Rupiah berhasil menguat pada perdagangan hari ini setelah beberapa hari terakhir terus melemah dan sempat bertahan di atas level Rp 15.200 per dolar AS. Mayoritas mata uang Asia lainnya juga menguat terhadap dolar AS, kecuali peso Filipina dan baht Thailand yang terkoreksi masing-masing 0,16% dan 0,07% serta dolar Hong Kong stagnan.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyebut rupiab menguat jelang rilis data inflasi AS bulan Januari 2023 pada malam ini. "Biasanya kalau inflasi kemungkinan akan naik, spekulator biasanya taking profit. Dolar biasanya 'digoyang' dulu," kata Ibrahim saat dihubungi lewat sambungan telepon, Selasa (14/2).
Mengutip Reuters, pasar mencermati data inflasi konsumen AS untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut tentang prospek kebijakan bank sentral AS, The Fed. Inflasi Januari 2023 diperkirakan meningkat sebesar 6,2% tahunan pada Januari, setelah kenaikan 6,5% pada bulan Desember.
Namun, Ibrahim memperingatkan rupiah berpotensi melemah pada pembukaan perdagangan besok usai rilis data inflasi nanti malam. Di sisi lain, pasar juga menyambut baik kabar pencalonan gubernur bank sentral Jepang (BoJ) yang baru. Pemerintah Jepang menyodorkan nama akademisi Kazuo Ueda untuk memimpin salah satu bank sentral utama dunia itu.
Beberapa bursa saham Asia menguat sore ini. Nikkei 225 Jepang menguat 0,64% bersama Shanghai SE Composite 0,28%, Kospi Korea Selatan 0,53%, Nifty 50 India 0,87% dan indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 0,6%.