Tertunda Tumpahan Minyak, Proyek YY Ditargetkan Produksi Akhir 2020
Pertamina Hulu Energi (PHE) menyatakan, pihaknya bakal melanjutkan proyek YY Blok Offshore North West Java (ONWJ) yang pada tahun lalu gagal produksi. Bahkan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta proyek ini dapat produksi pada akhir 2020.
Proyek ini sempat tertunda usai insiden tumpahan minyak pada tahun 2019 lalu. Saat ini PHE sedang mengerjakan pemotongan anjungan yang terkena semburan minyak.
Direktur Operasi dan Produksi PHE Taufik Adityawarman mengatakan PHE awalnya merencanakan proyek ini produksi pertengahan 2021. Namun dia sedang mengkaji jika jadwalnya bisa dimajukan sesuai target SKK Migas.
“Kami sedang optimalisasi lah apakah bisa reschedule," ujarnya ujarnya di Jakarta, Senin (6/1).
(Baca: Pertamina Anggarkan Rp 4,28 Trilun untuk Mengebor 23 Sumur Ekplorasi)
Taufik mengatakan pada tahap awal, produksi minyak tidak akan sebesar dari rencana pada proyek YY sebelumnya. Pasalnya hanya sepertiga produki yang akan dipompa keluar dari sumur tersebut. "Satu sumur dulu, mungkin bisa sepertiga dari tiga ribu barel, ada gasnya juga 25 mmscfd," ujarnya.
Akibat kebocoran sumur YYA-1, lifting migas tahun lalu diproyeksi tak tercapai. Padahal mengacu dari data SKK Migas, proyek YY ditargetkan menyumbang minyak sebesar 4.000 bopd dan gas sebesar 25 mmscdf.
Selain kehilangan tambahan produksi migas, bocornya sumur YYA-1 juga menyebabkan kurangnya pasokan gas untuk kebutuhan industri di wilayah Jawa Barat. Ini lantaran Blok ONWJ menjadi pemasok gas untuk industri di Jawa Barat.
(Baca: SKK Migas: Pertamina Lanjutkan Pengembangan Lapangan YY Blok ONWJ)