Dampak Pandemi, Kunjungan Turis ke RI pada Semester I Anjlok 59%
Pandemi virus corona berdampak pada penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sepanjang semester satu lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah turis asing yang melancong ke RI pada enam bulan pertama 2020 hanya 3,09 juta orang atau anjlok 59,9% dari periode yang sama tahun lalu.
Kepala BPS Suhariyanto menyebut dampak Covid-19 ke sektor pariwisata luar biasa dalam. Dia juga menjelaskan bahwa pemulihan sektor tersebut membutuhkan waktu cukup panjang. "Penurunan ini sudah dimulai sejak Februari," kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin (3/8).
Dari data BPS, turis yang datang dari wilayah Amerika memiliki persentase penurunan paling tinggi yaitu 62,8%. Sedangkan pelancong asal negara Eropa memiliki rasio penurunan paling kecil yakni 55,1% dari 877 ribu menjadi 394 ribu.
Menurut kebangsaannya, kunjungan wisman yang datang ke RI paling banyak berasal dari Malaysia sebanyak 675 ribu kunjungan atau 21,86%. Kedua adalah Timor Leste yaitu 524 ribu kedatangan.
Di peringkat ketiga ada turis Singapura dengan 267 ribu kunjungan. Berikutnya ada wisatawan Australia yakni 249 ribu orang yang datang. Tiongkok berada di posisi kelima yakni 202 ribu kunjungan turis.
Wisman yang melancong ke Indonesia pada semester 1 paling banyak masuk melalui pintu masuk udara sebanyak 1,6 juta kunjungan. Sedangkan turis asing yang masuk lewat laut sebanyak 746 ribu orang. Adapun 741 ribu kedatangan wisatawan tercatat masuk lewat jalur darat.
BPS melaporkan pada Juni 2020, kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 160.282 kunjungan atau menurun 88,8% dibanding Juni 2019 dan 2,06% dibanding Mei 2020.
Jumlah ini terdiri dari turis yang berkunjung melalui pintu masuk udara sebanyak 1.460 kunjungan, pintu masuk laut sebanyak 49.467 kunjungan, dan pintu masuk darat sebanyak 109.355 kunjungan.
Menurut kebangsaan, kunjungan wisman yang datang ke RI paling banyak berasal dari Timor Leste sebanyak 82 ribu orang atau 51,4%. Berikutnya ada tueis Malaysia yakni 62 ribu kunjungan, Tiongkok 2.000 kunjungan, Filipina 1.160 kunjungan, dan Papua Nugini sebanyak 1.260 kedatangan.
Suhariyanto mengatakan perlu adanya inovasi untuk menarik wisman ke Indonesia. Namun di sisi lain kunci dari pemulihan sektor pariwisata ini adalah menyelesaikan pandemi. "Serta kepatuhan terhadap protokol kesehatan," ujarnya.