Pemilik Samsung dan Konglomerat Terkaya Korsel Lee Kun-hee Wafat
Kabar duka datang dari salah satu perusahaan elektronik terbesar dunia yakni Samsung Group. Sang bos besar yakni Lee Kun-hee meninggal dunia pada usia 78 tahun, Minggu (25/10).
Dari keterangan Samsung, seluruh anggota Lee berada di sisinya ketika dia mengembuskan napas terkahirnya. Meski demikian, tak ada penjelasan penyebab meninggalnya sang konglomerat. Namun pada 2014 ia pernah mejalani operasi usai terkena serangan jantung.
"Pimpinan Lee adalah seorang visioner sejati yang mengubah Samsung menjadi inovator terkemuka dunia dan pembangkit tenaga industri dari bisnis lokal, Warisannya akan abadi.” Bunyi keterangan resmi Samsung dikutip dari Bloomberg, Minggu (25/10).
Di bawah kepemimpinan Lee, Samsung menjelma menjadi raksasa elektronik dunia mengalahkan pesaingnya semodel Sony, Sharp, hingga Panasonic. Tak hanya itu, Samsung juga mengalahkan Nokia dan Apple dalam penjualan ponsel.
Dari bisnis raksasanya itu, Lee mengantongi kekayaan US$ 20,9 miliar atau setara Rp 308 triliun. Total hartanya itu menjadikannya orang paling kaya di Korea Selatan.
Lee sendiri merupakan generasi kedua keluarga pengusaha. Lahir di Daegu pada 9 Januari 1942, dia menghabiskan masa mudanya dengan menonton film, gulat, dan bermain rugby di sekolah menengah.
Ia lalu disekolahkan ayahnya, Lee Byung-chull ke Fakultas Ekonomi Universitas Waseda, Jepang dan George Washington University, Amerika Serikat. Pada 1971, sang ayah menunjuk Lee sebagai suksesornya.
Tiga tahun kemudian, Samsung mulai bergerak di bisnis semikonduktor usai mengakuisisi 50% saham Hankook Semiconductors. Pelan-pelan, usaha ini membuahkan hasil seiring kemajuan teknologi elektronik.
Lee juga dikenal sebagai sosok yang membentuk budaya kerja Samsung kompetitif. Dia mengubah jam kerja perusahaan menjadi pukul 07.00 pagi. Bahkan Ia pernah mengumpulkan 2.000 pekerja hanya untuk menyaksikan pembakaran 150 ribu ponsel, mesin faksimili, dan peralatan lain yang dianggap tak memenuhi standarnya.
Perubahan kultur ini akhirnya menuai hasil. Pada 2006, Samsung Electronics mengalahkan Sony sebagai penjual televisi layar datar. Sedangkan pada 2011, ponsel Galaxy membawa Samsung mengalahkan Apple sebagai merk ponsel terbesar dunia.
Meski demikian, Lee juga kerap dinaungi kontroversi. Tahun 1996 ia dihukum karena dituduh menyuap mantan Presiden Korsel roh Tae-woo meski setahun kemudian diampuni Presiden Kim Young-sam.
Tahun 2009, Lee dinyatakan bersalah atas penggelapan pajak dan pelanggaan tugas yang menyebabkan kerugian di Samsung SDS Co. Ini karena perusahaan tersebut secara ilegal menjual obligasi dengan waran kepada putranya dengan harga sangat rendah. Dia lalu terkena denda 110 miliar won atau setara Rp 1,4 triliun dan dihukum tiga tahun penjara meski akhirnya ditangguhkan.
Berpulangnya Lee menjadikan anak lelaki satu-satunya yakni Lee Jae-yong atau biasa dipanggil Jay Y. Lee akan meneruskan kepemimpinannya. Jay saat ini menjadi Vice Chairman Samsung Electronics.