Jadi Menteri Investasi, Bahlil Akan Kawinkan Investor Kakap & UMKM
Presiden Joko Widodo telah melantik Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Jokowi pun berpesan kepada Bahlil untuk menggabungkan investor besar dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Selain itu, mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu diminta untuk menyatukan pengusaha besar nasional dengan pengusaha daerah. Kolaborasi itu diharapkan menjadi instrumen untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.
"Perintah Pak Presiden ke kami bahwa jangan hanya urus pengusaha yang besar tapi juga UMKM. Harus kami kawinkan pengusaha-pengusaha besar dengan UMKM," kata Bahlil usai dilantik di Istana Negara, Jakarta, Rabu (28/4).
Kementerian Investasi akan ditugaskan untuk menghubungkan investasi dari dalam dan luar negeri serta mengnyinergikan pemerintah daerah dan pemerintah pusat. "Agar menjadi satu pintu," ujar dia.
Selain itu, Jokowi meminta Bahlil untuk tidak menahan izin investasi. Sebab, hal itu serupa dengan menahan pertumbuhan ekonomi nasional dan penciptaan lapangan kerja.
Investasi yang terhalang bisa menghambat pendapatan negara dan perbaikan kemudahan berusaha (Ease of Doing Business/EODB) Indonesia. Apalagi dalam struktur Produk Domestik Bruto (PDB), investasi memberikan andil terbesar kedua, yaitu 30 persen.
Bahlil juga berjanji akan meningkatkan investasi yang berkualitas dan merata di seluruh pulau. Apalagi Jokowi memiliki visi untuk transformasi ekonomi melalui peningkatan nilai tambah dan pemerataan pertumbuhan ekonomi dari Aceh hingga Papua.
Dia juga menyatakan penciptaan lapangan kerja akan menjadi tugas yang paling berat. "Tapi ini menjadi peran penting karena 16 juta orang kami siapkan lapangan kerja dan saya pikir itu investasi pintu masuknya," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, pengangkatan Bahlil seiring dengan perubahan nomenklatur dua kementerian, yakni memisahkan Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN dari Kementerian Riset dan Teknologi, serta menjadikan menambahkan Kementerian Investasi bersama BKPM.
Sebelumnya, BKPM melaporkan, realisasi investasi kuartal I 2021 sebesar Rp 219,7 triliun. Pencapaian tersebut kebanyakan berasal dari penanaman modal asing (PMA), terutama dari Singapura.
Capaian investasi pada periode laporan naik 4,3 persen dibandingkan kuartal I 2020 dan 2,3 persen dari kuartal IV 2020. PMA memiliki nilai Rp 111,7 triliun atau setara 50,8 persen dari total seluruh investasi masuk ke Tanah Air. Angka itu melesat 14 persen dari kuartal I 2020 dan 0,6 persen dibanding kuartal IV 2020.
Sementara itu, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp 108 triliun atau 49,2 persen dari total investasi. Angka ini turun 4,2 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya tetapi berhasil tumbuh 4,2 persen dari kuartal sebelumnya.