Lonjakan Kasus Covid-19 hingga 30 Kali di Kudus Dipicu Kegiatan Ziarah

Ameidyo Daud Nasution
4 Juni 2021, 19:31
covid, kudus, virus corona, 3m
ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/hp.
Warga melintas di depan objek wisata religi Masjid Menara Kudus, Desa Kauman, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (29/5/2021). Pemerintah setempat menutup seluruh tempat wisata menyusul lonjakan kasus COVID-19 pascalebaran di wilayah itu, hingga 29/05/2021 jumlah kasus terkonfirmasi postif COVID-19 mencapai 1032 orang yang sebelumnya 137 orang pada14/05/2021 dan menjadi kasus tertinggi di Jawa Tengah.

Kenaikan kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah masih menjadi sorotan pemerintah. Ini lantaran lonjakan pasien positif corona mencapai 30 kali lipat dalam sepekan terakhir.

Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melaporkan kasus positif corona di Kudus kepada Presiden Joko Widodo. Apalagi kenaikan kasus membuat kondisi rumah sakit di wilayah tersebut terancam.

“Naik dari 26 menjadi 929 kasus,” kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers, Jumat (4/6) dikutip dari Antara.

Kondisi ini membuat Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito berangkat ke sana pada Rabu (3/6). Wiku mengatakan ledakan corona di Kudus terjadi lantaran kegiatan ziarah dan tradisi Kupatan tujuh hari usai Lebaran.

“Ini memicu kerumunan dan meningkatkan penularan di tengah masyarakat,” kata Wiku.

Wiku mengatakan kasus aktif Covid-19 di Kudus mencapai 1.280 orang atau 21,4 persen dari angka positif. Jumlah ini berada di atas angka aktif nasional yakni 5,4 persen. Bahkan hingga saat ini lebih dari 90 persen rumah sakit di sana telah terisi pasien Covid-19. “Ini adalah kondisi yang sangat memprihatinkan,” ujarnya.

Kondisi juga diperparah 189 tenaga kesehatan yang terinfeksi corona. Rumah sakit di Kudus juga belm menerapkan zonasi bagi pasien Covid-19 dan keluarganya. Maka Satgas memerintahkan fasilitas kesehatan yang tersedia mengubah peruntukannya untuk pasien corona.”Atau dirujuk ke Semarang,” kata Wiku.

Wiku mengatakan hal yang terjadi di Kudus haris menjadi pelajaran daerah lain agar mengantisipasi tradisi da budaya daerah sebagai sumber penularan Covid-19. Pemerintah daerah juga diminta melaksanakan pembatasan mobilisasi masyarakat.

“450 personel TNI dan Polri juga diturunkan memantau fungksi PPKM mikro di desa dan kelurahan,” kata Wiku.

Adapun Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengakui lonjakan kasus terjadi karena pemerintah kabupaten kurang mengantisipasi potensi kenaikan kasus setelah liburan panjang.

Selain itu, kenaikan kasus di Kudus terjadi karena pemerintah tidak mencermati prediksi sehingga menimbulkan kepanikan. Padahal, pemerintah Jawa Tengah telah melakukan koordinasi secara rutin.

 "Kaget gitu ya. Dia tidak prediksi, dia tidak antisipasi, lalu berikutnya panik," kata Ganjar di Gedung Pemda Provinsi Jawa Tengah, seperti dikutip dari keterangan pers, Kamis (6/3).

Jokowi pada Senin (31/5) telah meminta laporan dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengenai penyebaran corona di wilayah tersebut. “Khususnya laporan tentang Kudus, memang terjadi peningkatan baik konfirmasi positif maupun yang masuk rumah sakit,” kata Budi.

 Budi tak menjelaskan apa penyebab kenaikan kasus di Kudus. Namun ia telah meminta adanya pemeriksaan sampel Covid-19 di wilayah tersebut untuk mendeteksi apakah penularan ini akibat mutasi baru corona.

Reporter: Antara

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...