Jokowi: Kasus Covid-19 Sedang Menanjak, Vaksinasi Perlu Dikebut
Kasus Covid-19 tengah meningkat di Tanah Air sejak awal tahun ini. Presiden Joko Widodo memerintahkan percepatan vaksinasi corona untuk menekan kenaikan angka penularan.
Menurutnya, ada dua kunci pengendalian virus corona, yaitu kecepatan vaksinasi dosis kedua dan dosis ketiga (booster) serta penerapan protokol kesehatan. Protokol tersebut utamanya ialah pemakaian masker.
"Kasus sekarang ini sedang naik sehingga diperlukan percepatan vaksinasi terutama untuk lansia dan anak," kata Jokowi saat meninjau pelaksanaan vaksinasi di 12 provinsi melalui konferensi video, Kamis (17/2).
Dalam kesempatan itu, Presiden juga meminta kepala daerah untuk mempercepat vaksinasi dengan menggandeng aparat TNI dan Polri. Kemudian, pemberian vaksin booster juga perlu dipercepat untuk wilayah yang memiliki interaksi tinggi, seperti pasar, toko, dan lainnya.
Mantan Wali Kota Solo itu juga memastikan, stok vaksin saat ini mencukupi. "Stok vaksin mestinya seluruh daerah tidak ada masalah karena sangat banyak sekali," ujar dia.
Dalam kesempatan tersebut, setiap kepala daerah melaporkan capaian vaksinasi di setiap daerahnya. Bupati Majalengka Karna Sobahi mengatakan vaksinasi dosis pertama untuk usia 18 tahun ke atas mencapai 880.419 orang atau 84,4% dari target.
Kemudian, realisasi vaksinasi dosis kedua baru mencapai 61,26% dari target. Sedangkan, vaksinasi dosis ketiga kepada pelayan publik mencapai 16.100 orang.
Sementara, vaksinasi dosis pertama untuk anak 6-11 tahun sudah mencapai 104.961 orang atau 88,51% dari target. Adapun, vaksinasi anak dosis kedua sebesar 54.739 orang atau 46% dari target.
Karna juga akan mendorong vaksinasi dosis kedua masih bersama dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), tokoh masyarakat, ulama, dan organisasi masyarakat.
"Kami sudah menjadikan gerakan vaksinasi sebagai gerakan massa yang luar biasa. Artinya semua komponen ikut terlibat," katanya.
Selain itu, pihaknya melakukan sejumlah upaya untuk mempercepat vaksinasi dosis kedua. Hal ini karena masih banyak masyarakat yang merasa cukup disuntik vaksin dosis pertama.
Untuk itu, pemerintah Majalengka juga melakukan sosialisasi dengan para aparat, camat, kepala desa, RT/RW, hingga para ulama yang tergabung dalam Satgas Keagamaan. "Kami bentuk Satgas Keagamaan karena banyak masyarakat yang bisa didekati oleh alim ulama," ujar dia.