Rusia Makin Dekati Kyiv, Presiden Ukraina Janji Tak Akan Menyerah
Rusia masih belum menghentikan serangannya ke Ukraina. Bahkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berjanji akan ikut berperang jika pasukan Negeri Beruang Merah menyerbu ibu kota Kyiv.
Zelenskyy juga menepis informasi yang menyatakan dirinya meminta tentara Ukraina untuk meletakkan senjata. "Saya di sini. Kami tidak akan meletakkan senjata apapun. Kami akan membela negara kami,” katanya dalam sebuah rekaman, Sabtu (26/2) dikutip dari Al-Jazeera.
Dalam video sebelumnya, Zelenskyy meminta warganya untuk bertahan. Dia juga mengingatkan bahwa serangan ke Kyiv dan kota-kota lainnya datang pada malam hari.
Dia juga bertekad untuk mempertahankan Kyiv dari invasi tetangganya itu. “Banyak kota kita sedang diserang, Chernihiv, Sumy, Kharkiv, (wilayah) Donbas,” katanya.
Adapun Rusia terus mendekat ke Kyiv usai membombardir kota tersebut dengan misil. Bahkan, mereka telah merebut pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl di utara Kyiv.
Pejabat Ukraina menyatakan pendudukan pembangkit listrik tersebut merupakan ancaman serius bagi Rusia. "Tak mungkin mengatakan pembangkit listrik nuklir Chernobyl aman setelah serangan yang tidak jelas dilakukan oleh Rusia," kata penasihat kantor presiden Ukraina Mykhailo Podolyak, dikutip dari Reuters, Jumat (25/2).
Sedangkan Amerika Serikat (AS) dan sekutu Eropa menyatakan bakal meningkatkan sanksi atas invasi Rusia ke Ukraina. Dalam hal ini, Presiden Vladimir Putin dan menterinya menjadi target utama pengenaan sanksi.
"Kami bersatu dengan sekutu dan mitra internasional, untuk memastikan Rusia membayar harga ekonomi dan diplomatik yang amat mahal untuk invasi lebih lanjut ke Ukraina," kata Menteri Keuangan AS, Janet Yellen dalam pernyataannya, dilansir dari Reuters, Sabtu (26/2).
Selain Putin, AS juga menjatuhkan sanksi kepada Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov atas invasi Rusia ke Ukraina.
"Jika perlu, kami siap untuk membebankan biaya lebih lanjut pada Rusia atas perilaku yang mengerikan di panggung dunia," ujarnya.
Melansir APnews, Sekretaris pers Gedung Putih, Jen Psaki mengatakan kalau AS sedang mempersiapkan sanksi individu baru terhadap Putin dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov. Salah satu yang disiapkan kemungkinan adalah larangan bepergian ke Negeri Abang Sam.