KTT G7 Dimulai, Akan Bahas Dukungan ke Ukraina dan Sanksi kepada Rusia
Negara-negara yang tergabung dalam G7 akan memulai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Jerman pada Minggu (26/6). Pertemuan kelompok negara maju tersebut dilakukan di tengah perang di Ukraina dan dampaknya seperti stagflasi hingga krisis pangan.
Konferensi Tingkat Tinggi G7 berlangsung resor wilayah pegunungan, Schloss Elmau. Lokasi ini juga pernah digunakan untuk KTT G7 tahun 2015 lalu.
Para pemimpin G7 diperkirakan akan menunjukkan dukungannya kepada Ukraina dan tetap menekan Rusia. Meski demikian, mereka akan menghindari sanksi yang bisa memicu inflasi.
"Pesan utama G7 kemungkinan adalah persatuan, bahwa dalam situasi yang sulit kami tetap berada pada aliansi," kata seorang pejabat Uni Eropa, Minggu (26/6) dikutip dari Reuters.
G7 terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Italia, Jerman, Kanada, dan Jepang. Kelompok ini sebelumnya bernama G8, sebelum Rusia didepak pada 2014 usai mencaplok Semenanjung Krimea.
Seorang pemasok juga mengatakan negara-negara G7 juga akan membicarakan larangan impor emas Rusia. Sedangkan otoritas Jerman menyatakan para pemimpin telah menggelar pembicaraaan tentang batas nilai impor minyak dari Negeri Beruang Merah.
Sedangkan Kanselir Jerman Olaf Scholz telah berjanji untuk mendukung Ukraina dengan dana 100 miliar euro dan mengirimkan bantuan persenjataan. Namun Scholz juga mendapatkan kritik lantaran langkah tersebut berpotensi memicu ancaman perang nuklir.
"KTT seharusnya tak hanya berpesan bahwa NATO dan G7 lebih bersatu, tetapi juga (memastikan) negara demokrasi dunia berdiri melawan imperialisme (Vladimir) Putin," kata Scholz saat berbicara di depan parlemen Jerman pekan lalu.
Presiden Joko Widodo juga dijadwalkan akan mengikuti KTT G7. Jokowi akan hadir sebagai undangan lantaran Indonesia menjabat sebagai Presidensi G20.
Negara lain yang diundang adalah Senegal selaku Ketua Perserikatan Negara Afrika serta Argentina yang mengepalai Kelompok Negara Amerika Latin dan Karibia.