Biden Sebut Rudal Jatuh di Polandia Belum Tentu Ditembakkan Rusia
Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sedang menyelidiki ledakan yang nenewaskan dua orang di Polandia. Namun Presiden AS Joe Biden mengatakan informasi awal menunjukkan ledakan tersebut mungkin bukan disebabkan rudal yang ditembakkan Rusia.
Meski demikian NATO akan menginvestigasi masalah ini. Biden juga telah menggelar pertemuan darurat usai rudal tersebut menghantam Polandia.
"Saya tak ingin mengatakan itu sampai benar-benar menyelidikinya, tetapi kecil kemungkinannya bahwa itu ditembakkan dari Rusia," kata Biden pada Rabu (16/11) dikutip dari Reuters.
Biden telah berkumpul bersama pemimpin Jerman, Kanada, Jepang, Inggris, Italia, Prancis, Spanyol, dan Belanda dalam pertemuan tersebut. Ia mengatakan suara para pemimpin telah bulat dalam menyikapi hal ini.
"Kita akan bersama-sama menentukan langkah selanjutnya saat menyelidiki (ledakan ini)," katanya.
Kecuali Jepang, semua yang hadir dalam pertemuan tersebut merupakan anggota NATO. Adapun ledakan di Polandia dapat memicu prinsip pertahanan yang dikenal sebagai Pasal 5. Dalam pasal tersebut, serangan terhadap salah satu anggota dianggap serangan terhadap seluruh NATO.
Adapun Polandia saat ini sedang memverifikasi apakah perlu meminta konsultasi soal ini. Warsawa juga telah memanggil Duta Besar Rusia untuk meminta penjelasan usai Kremlin membantah bertanggung jawab.
Dikutip dari AFP, Presiden Polandia, Andrzej Duda mengatakan bahwa pihaknya belum mengantongi bukti kuat mengenai pihak yang menembakkan rudal buatan Rusia ke wilayah mereka pada Selasa (15/11). Sementara Kementerian Luar Negeri Polandia mengkonfirmasi bahwa rudal menghantam wilayah perbatasan dengan Ukraina.
Rapat darurat yang digelar Biden membuat agenda penanaman Mangrove oleh para kepala negara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 mundur dari jadwal. Acara yang menunjukkan komitmen Indonesia untuk mencapai net zero carbon ini dijadwalkan berlangsung pukul 09.00-11.00 WITA.