Menanti Kiprah IFG Life di Industri Asuransi RI Usai Polemik Jiwasraya

Image title
9 Januari 2021, 21:00
asuransi, jiwasraya, ifg life
ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Warga melintas di depan kantor Asuransi Jiwasraya di Jalan Juanda, Jakarta, Rabu (11/12/2019). IFG Life yang ditargetkan beroperasi Januari 2021 akan mengambilalih portofolio Jiwasraya yang telah direstrukturisasi.

Banyak pihak memprediksi industri asuransi jiwa 2021 berjalan lebih baik dibanding tahun lalu. Selain membaiknya ekonomi karena ada harapan pada vaksin Covid-19, optimisme juga timbul dari bakal hadirnya holding asuransi dan penjaminan milik pemerintah yakni Indonesia Financial Group (IFG) Life.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu mengatakan, kehadiran pengganti PT Asuransi Jiwasraya tersebut bisa menjadi angin segar di industri asuransi. Apalagi rekam jejak Menteri BUMN Erick Thohir selaku pemegang saham IFG Life, adalah seorang pebisnis.

Advertisement

"Kalau saya melihat, saat ini Menteri BUMN (Erick Thohir) kan orang bisnis, jadi IFG Life itu mestinya sangat baik dan bagus," ujar Togar kepada Katadata.co.id, Jumat (8/1).

Togar mengatakan IFG Life memang sebuah perusahaan yang berisikan nasabah dari Jiwasraya yang sedang bermasalah. Tapi, dengan status perusahaan milik negara, IFG punya peluang besar untuk bisa menjual produk ke BUMN lainnya.

Pemerintah di sisi lain juga perlu memperhatikan kepatuhan manajemen terhadap tata kelola perusahaan agar IFG Life tetap bisa berjalan dengan baik. "IFG Life bisa menjadi perusahaan asuransi yang sehat dan dalam jangka panjang bisa berekspansi di luar Indonesia," ujar Togar. 

Pemerintah pun yakin bisnis IFG Life bakal berjalan dengan baik, meski ada pemindahan polis Jiwasraya. Pasalnya, perpindahan tersebut sudah melalui restrukturisasi dan IFG mendapatkan penyertaan modal negara (PMN).

"Karena (polis) sudah direstrukturisasi, tentu ini jadi portofolio yang sehat. Harapannya dapat start yang bagus," kata Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu Isa Rachmatarwata dalam Bincang Bareng DJKN secara virtual pada akhir 2020.

Untuk mendirikan IFG Life, pemerintah telah menggelontorkan dana kepada induk IFG yaitu Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) senilai Rp 22 triliun. Dari angka tersebut, sebanyak Rp 12 triliun, dianggarkan dalam PMN pada 2021 dan sisanya disuntikan melalui BPUI pada 2022.

"Jadi sebetulnya kami tidak gelontorkan PMN ke Jiwasraya, tapi ke BPUI untuk mereka mendirikan perusahaan asuransi jiwa baru yang mengambil alih portofolio yang sudah direstrukturisasi," kata Isa.

Meski program restrukturisasi polis Jiwasraya sudah diumumkan, beberapa nasabah merasa tidak puas dan menolak skema tersebut. Menanggapi hal ini, Isa mengatakan manajemen Jiwasraya sudah memiliki komitmen untuk menangani persoalan dengan baik.

"Kalau belum memuaskan, tentu kami bisa juga melihat nasabah punya kepentingan yang mungkin jauh lebih besar dari yang bisa dilayani manajemen," kata Isa.

Salah satu nasabah Jiwasraya pemegang polis produk JS Saving Plan yang bernama Machril mengatakan, skema dalam program restrukturisasi tersebut merugikan dan tidak manusiawi. Ini mengakibatkan dirinya mengirimkan surat resmi penolakan meski tak digubris Jiwasraya.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement