Pasar Waswas Rapat The Fed, Rupiah Dibuka Melemah Rp 14.252 Per US$

Image title
Oleh Abdul Azis Said
20 September 2021, 09:52
rupiah, dolar AS, nilai tukar
ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Warga menukarkan mata uang dolar AS di sebuah gerai money changer, Jakarta, Jumat (28/2/2020). Nilai tukar Rupiah pada Jumat (28/2/2020) sore, bergerak melemah menjadi Rp14.420 per dolar AS, yang disebabkan kekhawatiran pasar terhadap dampak virus corona kepada ekonomi global.

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,20% ke level Rp 14.252 per dolar AS pada perdagangan pasar spot pagi ini. Pelemahan terimbas pasar yang menanti sinyal tapering off dalam rapat bank sentral Amerika Serikat pekan ini.

Mengutip Bloomberg, kurs garuda melanjutkan pelemahan ke level Rp 14.258 pada pukul 09.15 WIB. Sementara rupiah ditutup di level Rp 14.223 pada perdagangan akhir pekan lalu.

Mayoritas mata uang Asia lainnya juga melemah. Dolar Hong Kong melemah 0,05%, bersama dolar Singapura 0,20%, dolar Taiwan 0,04%, won Korea Selatan 1,04%, peso Filipina 0,39%, yuan Tiongkok 0,13%, ringgit Malaysia 0,41% dan bath Thailand 0,21%. Sementara yen Jepang menguat tipis 0,0% bersama rupee India 0,04%.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan melemah hari ini ini ke kisaran Rp 14.280 per dolar AS, dengan potensi support Rp 14.220. Pelemahan masih dipengaruhi penantian pasar terhadap hasil rapat bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) yang akan diumumkan Kamis (23/9) mendatang.

"Dengan belum adanya kepastian soal kebijakan tapering ini, pasar selalu waspada menjelang agenda bank sentral AS ataupun data-data ekonomi penting AS," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Senin (20/9).

Data-data ekonomi AS yang sudah membaik dapat mendukung The Fed untuk memulai kebijakan pengetatan moneternya. Data penjualan ritel AS bulan Agustus yang mulai naik mengindikasikan konsumsi kembali kuat sekalipun Negeri Abang Sam diterpa gelombang varian Delta. Departemen Perdagangan pada kamis malam (16/9) melaporkan, penjualan ritel Agustus naik 0,7% secara mtm, setelah bulan sebelumnya terkontraksi 1,8%.

Sedangkan inflasi bulan Agustus sebesar 0,3% juga terpantau masih tinggi sekalipun melambat secara year on year yakni 5,3% secara year-on-year (yoy). Meski begitu kenaikan harga-harga bulan lalu masih jauh di atas target The Fed tahun ini 2%. 

Komponen inflasi inti naik tipis 0,1% secara bulanan atau paling lambat sejak Februari dan lebih lemah dari inflasi komponen inti 0,3% pada Juli. Sementara secara tahunan, inflasi inti tumbuh 4% setelah kenaikan tahunan 4,3% bulan sebelumnya.

Selain itu, beberapa pejabat bank sentral di tingkat regional AS juga menyarankan kemungkinan tapering di akhir tahun. Presiden Fed St. Louis James Bullard mengatakan bahwa rencana tapering berupa pengurangan pembelian aset tetap akan dilakukan akhir tahun ini.

Bullard menepis adanya sinyal perlambatan setelah rilis data ketenagakerjaan menunjukkan penambahan tenaga kerja sektor non-pertanian anjlok dari 1 juta pada Juli menjadi  235 ribu pada Agustus. Dia mengatakan, pasar tenaga kerja bisa membaik tahun depan seiring terus membaiknya penanganan pandemi.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...