Laba Bumi Resources Anjlok Terimbas Hujan dan Turunnya Harga Batu Bara
Emiten milik Bakrie Group, PT Bumi Resources Tbk mencatatkan penurunan laba pada semester I 2023. Turunnya laba perusahaan sejalan dengan anjloknya pendapatan karena La Nina.
Emiten berkode BUMI ini mencatatkan laba usaha US$ 68,3 juta atau Rp 1,03 triliun pada semester I 2023. Angka tersebut menurun 56,5% dari semester I 2022 yakni US$ 157,1 juta.
Sedangkan pendapatan Bumi Resources pada enam bulan pertama tahun ini mencapai US$ 886,3 juta, turun 8,5% dari periode yang sama tahun lalu yakni US$ 968,7 juta.
"Lantaran kondisi hujan deras terus menerus (La Nina)," kata Director & Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/7).
Adapun, royalti yang dibayarkan secara konsolidasi pada semester I 2023 mencapai US$ 1 miliar, setara dengan 31,2% pendapatan kotor perusahaan US$ 3,3 miliar. Sementara, royalti meningkat 14% pada penjualan domestik dan 28% pada ekspor.
Turunnya pendapatan juga sejalan dengan anjloknya harga batu bara. Harga batu bara pada semester I 2023 mencapai US$ 93,2 per ton. Adapun, harga pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 110,9 per ton.
"Ini merupakan tren penurunan sejak tahun lalu, namun masih ada potensi kenaikan karena situasi geopolitik," kata Dileep.
Beban pokok pendapatan Bumi Roesources pada semester I 2023 mencapai US$ 777,6 juta, naik 3% dari semester I 2022. Sedangkan beban usaha perseroan pada enam bulan pertama tahun ini turun 28,7% menjadi US$ 40,3 juta.
"Upaya terbaik telah dilakukan dengan mengendalikan biaya yang sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar," kata Dileep.
Sedangkan laba yang diatribusikan kepada entitas induk pada semester I mencapai US$ 81,8 juta. Angka ini turun 51,2% dari US$ 167,7 juta pada periode yang sama tahun lalu.