Pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung terdampak oleh wabah virus corona. PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) selaku operator proyek menyatakan stok beberapa material habis lantaran terhentinya produksi di Tiongkok. Ratusan pekerja asal Tiongkok juga belum bisa kembali ke Tanah air.
Dirut KCIC Chandra Dwiputra menjelaskan, beberapa material memang berasal dari Negeri Panda. “Ada material yang stoknya sudah habis. Kami minta di sana terbatas," kata dia di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Jumat (21/2).
(Baca: Kendalikan Wabah Virus Corona, Tiongkok Kucurkan Anggaran Rp 2 T)
Produksi beberapa material tengah terhenti di Tiongkok seperti waterproof material, water stop, besi, dan beton. Saat ini, KCIC tengah berupaya untuk mencari subtitusi material yang dimaksud.
Chandra menjelaskan, porsi material asal Tiongkok dalam proyek memang tak mencapai 50%. "Tapi kalau tidak ada itu, proyek bisa terganggu," ujar dia.
Sedangkan dari segi tenaga kerja, ia mengatakan lebih dari 300 Tenaga Kerja Asing (TKA) KCIC asal Tiongkok belum kembali ke tanah air. TKA tersebut menduduki posisi project director, project manager, site manager, engineer, hingga konsultan.
(Baca: KCIC Minta Bantuan Luhut Bebaskan Lahan Kereta Cepat Jakarta-Bandung)
KCIC tengah mengupayakan penggantian TKA tersebut dengan tenaga kerja domestik. Dengan demikian, KCIC tidak perlu menunggu TKA tersebut kembali untuk melanjutkan proyeknya.
Imbas kondisi ini, ia pun belum bisa menargetkan progres pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, tahun ini. Namun, ia memastikan kereta cepat Jakarta-Bandung akan tetap beroperasi pada 2021.
Sebagai informasi, sebanyak 76.154 orang di seluruh dunia terkonfirmasi terjangkit virus corona per Kamis (21/2). Jumlah korban meninggal akibat virus tersebut telah mencapai 2.244 orang. Adapun mayoritas korban terinfeksi dan meninggal berada di Tiongkok.
Penyebaran wabah ini terus meluas ke Asia, Eropa hingga ke Timur Tengah. Terakhir, dua kasus kematian baru akibat virus corona dilaporkan terjadi di Iran.