Mari Elka Sebut Virus Corona Berdampak pada Pariwisata & Pedagangan

twitter.com/Mari_Pangestu
Mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. Mari menyebut, penyebaran virus corona berpotensi mempengaruhi sektor pariwisata.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ekarina
28/1/2020, 20.25 WIB

Mantan Menteri Perdagangan periode 2004-2011, Mari Elka Pangestu menyebut penyebaran virus corona berpotensi mempengaruhi sektor pariwisata Bali dan perdagangan dalam negeri. Menurutnya, wisatawan mancanegara (wisman) asal Tiongkok mulai berkurang.

“Bali sudah terdampak dari berkurangnya jumlah wisman dari Tiongkok,” kata dia di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (28/1).

Hal itu disebabkan, lantaran para turis harus menghadapi sejumlah persyaratan ketat sebelum keluar dari negara asalnya.

(Baca: Mari Pangestu, Direktur Bank Dunia yang Sempat Ingin Jadi Jurnalis)

Perempuan yang akan menjabat sebagai Direktur Eksekutif Bank Duni itu pun menilai virus corona bisa berdampak pada perdagangan, khususnya ekspor dan impor. Kondisi tersebut pernah terjadi saat virus Server Acute Respiratory Syndrome (SARS) muncul di Tiongkok pada 2002.

Saat itu, investasi dan perdagangan di Tiongkok terhambat lantaran adanya penyetopan perdagangang di Negeri Tirai Bambu. Akibatnya, perekonomian Tiongkok sempat melambat selama wabah SARS.

Dengan terhentinya perdagangan Tiongkok, secara otomatis ekspor Indonesia ke negara tersebut berpotensi menurun. Indonesia mengekspor beberapa komoditas ke Tiongkok, seperti batu bara dan kelapa sawit.

Berkaca pada kondisi tersebut, dia berharap kejadian serupa tidak akan kembali terulang saat ini. Mari menilai, Tiongkok sudah lebih berpengalaman dalam menangani virus corona. "Saya rasa Tiongkok belajar banyak dari pengalaman SARS. Jadi saat ini mereka cepat dan transparan," ujar dia.

(Baca: Mari Pangestu, Direktur Bank Dunia yang Sempat Ingin Jadi Jurnalis)

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Tiongkok sebagai salah satu negara asal wisman terbesar yang mengunjungi Indonesia setelah Malaysia dan Singapura. Jumlah wisman tersebut mencapai 11,4% dari total kedatangan wisman yang mencapai 147,5 ribu kunjungan selama November 2019.

Secara akumulasi, wisman asal Negeri Tirai Bambu tersebut sepanjang periode Januari-November 2019 mencapai 1,91 juta kunjungan, atau menyusut 3,82% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.