Alasan Erick Thohir Tunjuk Yenny Wahid jadi Komisaris Garuda

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Erick Thohir menunjuk Triawan Munaf sebagai komisaris utama, Chairal Tanjung sebagai wakil komusaris utama, Elisa Lumbantoruan sebagai komisaris independen, serta Yenny Wahid dan Peter Gontha sebagai komisaris.
Editor: Agustiyanti
22/1/2020, 15.15 WIB

PT Garuda Indonesia Tbk resmi merombak jajaran komisaris dan direksi perusahaan pada Rabu (22/1). Salah satu komisaris yang ditunjuk yakni putri Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid.

"Ibu Yenny Wahid figur perempuan yang sangat mumpuni, dan perwakilan publik yang dapat dipercaya," ujar Menteri BUMN Erick Thohir dalam keterangan resminya, Rabu (22/1).

Yenny menjabat komisaris bersama empat orang lainnya yaitu, Triawan Munaf sebagai komisaris utama, Chairal Tanjung sebagai wakil komisaris utama, Elisa Lumbantoruan sebagai komisaris independen, dan Peter Gontha sebagai komisaris.

(Baca: Erick Thohir Berharap Triawan Munaf Mampu Tingkatkan Citra Garuda)

Wanita kelahiran Jombang, Jawa Timur tersebut merupakan direktur di Wahid Institute. Ia pernah menempuh pendidikan di Universitas Trisaksi dan Harvard Kennedy School of Goverment.

Pada 1997-1999 ia menjadi koresponden koran terbitan Australia, The Sydney Morning Herald and The Age untuk meliput wiayah Timor Timur. Karirnya sebagai wartawan terhenti sejak ayahnya Abdurrahman Wahid alias Gusdur menjabat sebagai presiden.

(Baca: Profil Jajaran Komisaris Garuda, Triawan Munaf hingga Yenny Wahid )

Mantan Komisaris Utama Garuda Indonesia Sahala Lumban Gaol mengatakan 99,8% pemegang saham yang hadir menyetujui perubahan pengurus tersebut. Sahala termasuk yang terkena dampak perombakan. Posisinya digantikan oleh mantan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf.

Sahala berharap pengurus baru bisa membawa perusahaan berkinerja lebih baik dan bermartabat tinggi, serta menyelesaikan setiap masalah sesuai etika dan moral bisnis. "Saya melihat timnya cukup menjanjikan, dan bakal berbuat baik dari sebelumnya," kata Sahala saat ditemui usai RUPSLB.

Reporter: Fariha Sulmaihati