PT XL Axiata Tbk (EXCL) menyayangkan beredarnya isu terkait penjualan 4.500 menara telekomunikasi alias base transceiver station (BTS) milik perseroan. XL menegaskan bahwa saat ini perseroan belum memiliki rencana apa pun terkait menara-menara telekomunikasi tersebut.
Dalam surat yang ditandatangani oleh Sekretaris Korporasi XL Murni Nurdini dan disampaikan melalui keterbukaan informasi, isu yanng beredar tidak sesuai seperti yang tercantum dengan pernyataan perseroan. Disampaikan bahwa XL secara konsisten tetap fokus dan berkomitmen menjalankan strategi untuk menjadi penyedia layanan telekomunikasi data terpilih.
"Saat ini kami masih memiliki 4.500 menara telekomunikasi yang seiring dengan berjalannya waktu dan kemajuan teknologi, nilainya tidak material lagi," kata Murni dikutip dari surat keterbukaan informasi, rabu (2/10).
Disampaikan pula, pihak XL selalu terbuka atas setiap kesempatan untuk bersinergi dengan mitra. Hal tersebut dalam rangka memaksimalkan seluruh potensi usaha. "Namun sampai saat ini, kami belum memiliki rencana apa pun," kata Murni menegaskan.
(Baca: XL Buka Peluang Terbitkan Surat Berharga Komersial)
Sebelumnya, pada sebuah kesempatan Direktur Keuangan XL Mohamed Adlan Bin Ahmad Tajuddin mengatakan, XL berencana melepas 4.500 menara yang dinilai sudah tidak strategis. hal itu karena adanya perubahan arsitektur jaringan, yang membuat jaringan lebih terdistribusi tanpa menara-menara tersebut.
"Jadi ada rencana menjual, karena sekarang sudah tidak strategis setelah kami mengubah arsitektur jaringan kami," ujar Mohamed Adlan di Menara XL Axiata, Jakarta pada Kamis (5/9).
Sebelumnya, XL secara bertahap sudah menjual menara-menaranya. Seperti pada 2014, perseroan menjual 3.500 menara ke PT Solusi Tunas Pratama degan nilai Rp 5,6 triliun. Dua tahun berselang, tepatnya pada 2016 XL kembali menjual menara sebanyak 2.500 ke Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) senilai Rp 3,5 triliun.
Saat isu berhembus, saham XL keesokan harinya, tepatnya Jumat (6/9), langsung bergerak negatif dengan ditutup terkoreksi 7,1% menjadi berada di Rp 3.270 per saham. Sementara, sejak beredarnya isu tersebut hingga menjelang penutupan perdagangan hari ini, saham XL sudah turun 80 poin alias turun 2,27% menjadi berada di harga Rp 3.440 per saham.
(Baca: XL Enggan Tanggapi Kabar Merger dengan Tri)
Dari sisi kinerja, selama semester I 2019, perusahaan berkode emiten EXCL ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan 10,95% dari Rp 11,05 triliun menjadi Rp 12,26 triliun secara tahunan dibandingkan dengan periode yang sama 2018. Pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan layanan sebesar 15%.
Pendapatan dari layanan data tercatat tumbuh 29% dan kontribusinya terhadap total pendapatan layanan di periode semester 1 2019 ini meningkat menjadi 87%.