Matahari Turunkan Harga Ribuan Barang dan Perkecil Gerai Hypermart

Katadata/Agung Samosir
Pembeli sedang memilih barang di pusat perbelanjaan Hypermart di Jakarta, 13-03-2013.
Penulis: Ekarina
30/5/2018, 01.41 WIB

Menurutnya, alokasi belanja modal tersebut akan tetap digunakan untuk menambah jaringan gerai di beberapa lokasi baru. Rencananya, MPPA akan membuka sekitar 4 gerai Hypermart, 2 gerai Foodmart, 6 gerai Boston dan 11 gerai fmx.

Adapun tahun lalu, perseroan juga mengaku telah menutup 40 gerai dan menunda pembukaan 8 unit gerai. Ini mengakibatkan serapan belanja modal tidak maksimal dengan realisasi belanja modal sekitar Rp 250 miliar.

Hingga akhir tahun lalu MPPA tercatat mengoperasikan sekitar 113 gerai Hypermart, 4 gerai SmartClub, 25 gerai Foodmart, 102 gerai Boston dan 15 gerai fmx. Kontribusi pendapatan terbesar MPPA saat ini masih berasal dari Hypermart sebesar 73,3%, diikuti SmartClub 19,2% dan Foodmart 6,5%.

"Melalui efisiensi ini, kami harapkan bisa berdampak terhadap perolehan EBITDA yang bisa mulai positif dari yang sebelumnya tercatat rugi," kata Danny.

 Sementara itu, menurut pandangan analis  kinerja MPPA tahun ini masih dibayangi persaingan ketat, baik dari sejumlah minimarket maupun peretail modern. Analis Danareksa Sekuritas Adeline Solaiman dalam risetnya menyebutkan rugi bersih MPPA pada 2017 tercatat lebih rendah dibanding ekspektasi. 

Danareksa mencatat, langkah MPPA memangkas 5.000 SKU dari kategori fast moving consumer goods (FMCG)  sebagai langkah pendukung agar bisa berkompetisi dengan supermarket lokal seperti Alfamart dan Indomaret.

"Persaingan ketat di kategori hypermarket akan berlanjut tahun ini, sehingga profitabilitas MPPA akan tetap lemah," ujar Adeline dalam risetnya.

Karenanya, Danareksa memproyeksikan penjualan MPPA tahun ini bisa mencapai Rp 13,9 triliun dengan laba bersih Rp 42 miliar.

Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) menyebut secara umum industri retail berpeluang tumbuh lebih baik dari tahun lalu yang hanya mampu tumbuh sekitar 3% hingga 3,5%.

Ketua Aprindo Roy Nicholas Mandey menuturkan, potensi pertumbuhan industri retail ini diharapkan banyak terbantu dari beberapa event yang akan berlangsung di Indonesia. Selain itu, beberapa indikator makro ekonomi pun diharapkan bisa memperkuat asumsi pertumbuhan industri retail tahun ini.

Misalnya, inflasi dua tahun terakhir bertahan di 2% dinilainya tidak berdampak signifikan terhadap kenaikan harga. Kemudian peningkatan harga komoditas serta peningkatan dana desa diharapkan bisa meningkatkan daya beli.

"Selain itu, event Asian Games, pertemuan International Monetary Fund (IMF) dan Pilkada tentunya bisa mendororong belanja makanan minuman dan semoga hal itu bisa berdampak terhadap perbaikan pertumbuhan industri tahun ini," katanya.

Halaman: