Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menyatakan akan bekerja sama dengan pemerintah untuk meningkatkan sektor pariwisata nasional. Pemerintah menargetkan pencapaian 20 juta wisatawan mancanegara pada 2019.
Program Visit Indonesia bakal didorong dengan peningkatan tiga aspek, yaitu akses infrastruktur, atraksi untuk wisatawan, dan keramahtamahan masyarakat. "Indonesia punya destinasi yang banyak karena wilayahnya yang luas," kata Hariyadi saat diskusi acara Hotelweek di Jakarta, Kamis (23/11).
Menurutnya, program Visit Indonesia harus dieksekusi dengan tepat oleh semua pihak. Oleh karena itu, dia mengajak semua sektor untuk bekerja sama, dari pariwisata hingga transportasi untuk menarik wisatawan.
(Baca juga: Masyarakat Suka Pesiar, Jokowi Percepat Pengembangan 10 ‘Bali baru’)
Hariyadi mengungkapkan kolaborasi semua lini adalah langkah yang tepat. Contohnya adalah bekerja sama dengan promotor konser tahunan Java Jazz yang memiliki jumlah kunjungan 100 ribu orang. Model bisnis profesional seharusnya digabung dengan pengembangan infrastruktur dan promosi yang tepat kepada komunitas digital.
Jika pengusaha hotel bisa meningkatkan layanan dengan maskapai penerbangan, agen travel digital, dan pemerintah. Dampak promosi yang dihasilkan bakal terekspos secara optimal. "Kolaborasi pemerintah dengan swasta bisa meningkatkan pengunjung Java Jazz menjadi 3 kali lipat," ujar Hariyadi.
Menurut catatan Hariyadi, kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 11,7 juta orang pada 2016. Prediksinya, jumlah pengunjung asing bisa mencapai 14 juta orang tahun ini. Namun, angka tersebut masih berada di bawah Thailand yang mencapai 30 juta orang dan Malaysia yang sekitar 26 juta orang.
(Baca juga: Dorong Wisata Danau Toba, Batik Air Akan Terbang ke Silangit)
Ia juga menargetkan pada tahun depan jumlah pengunjung bisa mencapai 17 juta orang. Pengusaha hotel pun membidik 15% dari target itu, yakni 2,55 juta orang. Caranya dengan melakukan efiesiensi sehingga harga akomodasi bisa ditekan. "Dari sudut pandang pengusaha hotel saya harus mengejar volume," tutur Hariyadi.
Director of Operation Indonesia Malaysia Singapore Accor Hotel Fabrice Mini juga menyatakan hal yang sama. Menurutnya, logika yang mesti diterapkan pengusaha adalah harga yang rendah sehingga jumlah kunjungan tinggi.
Fabrice mengungkapkan penetrasi operator hotel asing di Indonesia masih sangat rendah. Perbandingan dari keseluruhan jumlah hotel yang ada, hanya 15% hotel internasional. Sisanya 85% dioperasikan oleh pemilik hotel lokal.
"Indikatornya merupakan kesempatan untuk operator berkembang selain target wisatawan mancanegara," kata Fabrice. Namun, dia menyatakan kontribusi online juga harus ditingkatkan karena berdampak pada peningkatan akomodasi yang sejalan dengan banyaknya wisatawan asing yang bakal berkunjung.
Menurutnya, dalam waktu 3 tahun sektor perhotelan akan kembali maksimal jika pemerintah bisa menghasilkan regulasi yang tepat. Salah satu hal yang bisa dilakukan pengusaha hotel adalah menurunkan harga konsumen.
(Baca juga: Dorong Wisata Danau Toba, Batik Air Akan Terbang ke Silangit)