BSD Targetkan Penjualan Properti di Tahun Politik Rp 7,2 Triliun

Katadata
Bumi Serpong Damai
13/2/2018, 20.28 WIB

PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSD) menargetkan penjualan properti perseroan dapat mencapai Rp 7,2 triliun pada tahun ini. Angka ini masih relatif sama dengan realisasi penjualan properti BSD tahun lalu sebesar Rp 7,23 triliun.

Direktur BSD Hermawan Wijaya target mengatakan tersebut memang terlihat stagnan. Namun, sebenarnya ada pertumbuhan target penjualan tahun 2018. Hal ini lantaran dari Rp 7,23 triliun tersebut Rp 840 miliarnya merupakan penjualan tanah ke perusahaan patungan (joint venture) BSD dengan Mitsubishi. Sedangkan sisanya merupakan angka penjualan properti murni BSD.

Target penjualan BSD tahun ini didasari keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi di tahun politik ini mencapai 5,07 persen. "Kami meyakini permintaan properti akan kembali bergairah tahun ini," kata Hermawan saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (13/2).

Untuk mencapai target tersebut, perseroan menyiapkan beberapa proyek properti yang siap dijual tahun ini. Beberapa di antaranya adalah Apartemen SouthGate TB Simatupang di Jakarta Selatan, Klaska Residence Surabaya, hingga properti lain di BSD City.

"Dari total target Rp 7,2 triliun, sekitar 65 sampai 70 persen masih disumbang dari BSD City," kata Hermawan. (Baca: Kucurkan Rp 476 Miliar, BSD Resmi Akuisisi 13 Lantai Bakrie Tower)

Proyek lainnya yang digarap tahun ini adalah The Zora yang digarap BSD bersama Mitsubishi. Dari usaha patungan ini, BSD memiliki 40 persen dan sisanya dipegang Mitsubishi. Hermawan mengatakan penjualan properti patungan teranyar ini difokuskan segmen menengah ke atas. Adapun rentang harga properti di The Zora ini mencapai Rp 4 miliar hingga Rp 7 miliar.

Ishak mengatakan sebenarnya saat ini kondisi pasar properti dibanding dua tahun belakangan masih relatif sama. Pasarnya masih akan mengalami pertumbuhan, walau belum seperti 2010 hingga 2013. Ini lantaran pasar properti sempat melambat pada tahun 2014 buah dari pemilu serta buah kebijakan Bank Indonesia (BI) terkait uang muka kredit rumah alias Loan To Value (LTV) Ratio.

"2016 sudah lebih baik karena ada oerbaikan kebijakan LTV lalu harga komoditas juga lebih baik," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, CEO Strategic Development & Services Sinar Mas Land Ishak Chandra mengatakan masih ada sejumlah tantangan dalam pengembangan bisnis properti. Salah satunya pasar yang menunggu di tahun politik saat ini.

"Lalu ada shifting seperti adanya co-working space," ujarnya.

(Baca: Pasar Lesu, Pendapatan Properti Lippo Karawaci Kuartal III-2017 Turun)