Batam, Bintan dan Karimun Diusulkan jadi Kawasan Ekonomi Khusus

Kemenperin
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bertemu Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Singapura, 8 September 2017.
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
11/9/2017, 15.20 WIB

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengusulkan pengembangan Batam, Bintan, dan Karimun menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Alasannya, ketiga wilayah itu dekat dengan Singapura yang merupakan mitra strategis, sekaligus investor terbesar di Indonesia.

"Perbaikan iklim usaha di Batam, Bintan, dan Karimun (BBK) akan kembali meningkatkan investasi industri pengolahan dengan nilai tambah tinggi," kata Airlangga, Senin (11/9).

Menurut catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada 2016, nilai investasi Singapura mencapai US$ 9,2 miliar atau setara Rp 121,1 triliun. Sebesar 30,9% dari total investasi asing Indonesia berasal dari Negeri Singa dengan 5.874 proyek.

Pekan lalu, Airlangga menemui Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan membahas upaya revitalisasi kawasan industri di Batam. Fokus pengembangannya adalah sektor elektronika, digital, dan maintenance repair and overhaul (MRO).

(Baca juga: Pelaku Usaha Resah dengan Larangan dan Pembatasan Bahan Baku Impor)

Airlangga menjelaskan, pemerintah telah menyiapkan infrastruktur di Batam agar memicu pengembangan ekonomi digital. Kawasan ini dapat dimanfaatkan menjadi pusat pelaku industri kreatif seperti perusahaan start-up, web, aplikasi, program digital, film, dan animasi.

Selain itu, kawasan aviasi terpadu juga sedang dibangun di Bintan. Isinya adalah bandara, sarana perbaikan pesawat, pelatihan pegawai penerbangan, serta area kawasan bisnis dan tempat tinggal. "Di Bintan tengah dikembangkan Airport and Aerospace Industry Park di atas lahan seluas 4.000 hektare," ujar Airlangga.

Sebelumnya, Indonesia dan Singapura sudah menjalin kerja sama membangun kawasan industri di Kendal, Jawa Tengah. PT Jababeka Tbk dari Indonesia dan Sembcorp Development Ltd dari Singapura menjadi koordinator kedua negara.

Kawasan Industri Kendal (KIK) yang diresmikan pada 14 November 2016 berhasil mencapai realisasi investasi sebesar Rp 4,7 triliun dengan 33 investor yang berasal dari Indonesia, Singapura, Tiongkok, dan Jepang. Hasilnya, penyerapan 5.000 tenaga kerja.

(Baca juga: Pemasaran Proyek Meikarta di Kantor Kementerian Menuai Penolakan)

Potensi investasinya juga masih bisa dikembangkan untuk mencapai Rp 200 triliun dan tenaga kerja sebanyak 500 ribu orang. "Sesuai komitmen Presiden Joko Widodo, Singapura ingin tumbuh melalui proyek-proyek yang dijalankan bersama seperti di Batam dan Kendal yang nantinya dapat direplikasi di daerah lain di Indonesia," kata Airlangga.

Reporter: Michael Reily