Indonesia dan Swedia merupakan negara yang memiliki banyak persamaan dalam hal politik luar negeri. Melalui kesamaan tersebut, Indonesia berharap peningkatan hubungan dan kerja sama, terutama dalam hal ekonomi. salah satu kerja sama yang akan dirajut adalah pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).
Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pernyataan pers bersama dengan Raja Swedia Carl XVII Gustaf di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (22/5). “Yang Mulia Sri Baginda Raja Carl Gustaf ke-17 membahas upaya pengembangan kerjasama yang konkrit di bidang energi baru terbarukan,” kata Presiden, dalam siaran pers Biro Pers Sekretariat Presiden.
Namun, tidak dijelaskan lebih lanjut perihal kerja sama di bidang energi baru dan terbarukan tersebut. Yang jelas, ada juga kerja sama yang ditandatangani terpisah, yaitu kerja sama di bidang inovasi, kewirausahaan, science park, serta pembiayaan pendidikan. (Baca: Tak Mau Utang, Indonesia Incar Dana Investasi Tiongkok US$ 1 Triliun)
Indonesia dan Swedia juga sepakat melakukan kerjasama di berbagai bidang melalui tiga nota kesepahaman. Ketiga kerjasama tersebut adalah bebas visa untuk paspor diplomatik dan dinas, kerjasama bidang transportasi, navigasi udara, dan bandara, serta kerjasama dalam bidang industri kreatif.
Sebagai mitra perdagangan terbesar Indonesia di kawasan Nordik, angka investasi Swedia di Indonesia meningkat lebih dari 1.400 persen di tahun 2016, dibandingkan tahun 2015. Selain itu, jumlah turis pun mengalami kenaikan 15 persen sekaligus menjadi kunjungan terbesar dari negara Nordik.
Jokowi menjelaskan, Indonesia dan Swedia memiliki banyak persamaan dalam politik luar negeri. Melalui kesamaan tersebut, Jokowi berharap hubungan kedua negara bisa lebih ditingkatkan.
Kedua negara, lanjut Jokowi, berperan aktif dalam pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mendukung kemerdekaan Palestina, termasuk dalam kerja sama trilateral untuk membantu Palestina sejak 2015.
Raja Carl pun menyebut kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sesbagai investasi terbaik bagi masa depan Indonesia. “Misalnya, pembangunan infrastruktur dan pengembangan energi. Ini adalah kesempatan untuk bekerja bersama-sama,” ujar Raja Carl.
(Baca: Ada Tiga Agenda Besar, 2018 Tahun Tersibuk Pemerintahan Jokowi)
Dalam kunjungannya ke Bogor, Raja Carl juga membicarakan pengelolaan hutan di samping topik-topik kerjasama lain. Raja Carl menyebut pengelolaan hutan berkelanjutan menjadi isu penting untuk Swedia dan Indonesia.
Kunjungan Raja Swedia ini merupakan kunjungan bersejarah. Untuk pertama kalinya setelah menjalin hubungan bilateral selama 65 tahun, kepala negara Swedia melakukan lawatan kenegaraan ke Indonesia.
Raja Swedia, Raja Carl Gustaf ke-17 bersama dengan 35 delegasi bisnis pun dijadwalkan menghadiri Forum Eksekutif Indonesia-Swedia untuk membahas kesepakatan bisnis.