Tari Gambyong, Kesenian Khas Surakarta

Youtube/Tari Nusantara
Tari Gambyong.
Penulis: Husen Mulachela
Editor: Safrezi
2/12/2021, 18.04 WIB

Tari gambyong merupakan satu dari sekian tarian tradisional Indonesia. Hingga kini, kesenian yang berasal dari Jawa Tengah ini masih terus dilestarikan dan dipentaskan ketika acara adat atau pagelaran budaya lainnya.

Tarian klasik yang lahir di kawasan Surakarta ini merupakan bentuk tari tayub yang sering dipertunjukan untuk menyambut kedatangan tamu. Pada mulanya, tari gambyong adalah tarian tunggal yang dibawakan oleh satu orang. Namun, seiring perkembangannya, tarian ini menjadi bentuk kesenian yang dibawakan 3-5 orang penari.

Tari gambyong diambil dari nama penari terkenal pada masa itu, Sri Gambyong, yang diakui memiliki bakat menonjol dalam menari dan diberkahi suara merdu.

Fungsi Tari Gambyong

Pada awal kemunculannya, tari gambyong ditampilkan ketika rakyat hendak bercocok tanam padi. Kemudian tarian tersebut ditampilkan di wilayah keraton Surakarta di era Paku Buwono (PB) IV. Tari gambyong kemudian mengalami inovasi dan adopsi. Dalam perkembangannya, muncul koreografi tari gambyong Pareanom pada 1950 sampai 1993.

Tari gambyong pareanom ini menjadi tarian hiburan penyambutan tamu. Tarian ini memiliki perubahan bentuk estetis, keluwesan, dan kelincahan penari perempuan.

Tari Gambyong Pareanom di pura Mangkunegaraan berbeda dengan tari gambyong di luar pura. Perbedaan itu terletak pada kostum tari, di mana gambyong pareanom di luar tembok Mangkunegaran memakai kain wiran, kemben, sampur, dan sanggulnya bebas.

Saat ini, tari gambyong juga dibawakan dalam acara pernikahan, khitanan, hingga keagamaan.

Properti Tari Gambyong

Tari Gambyong (Youtube/Tari Nusantara)

Properti tari gambyong terdiri dari desain kostum, tata pentas, tata rias, dan tata lampu. Pakaian penari gambyong memakai warna kalem yang disesuaikan isi cerita. Contohnya, tari gambyong Jangkung Kuning mengambil cerita Timun Mas, maka kostum penari berwarna netral atau kalem.

Bukan hanya itu, tata rias yang digunakan penari juga menyesuaikan dengan cerita. Pada tari gambyong jangkung kuning, para penari akan mengenakan tataria wajah lebih tegas dan cantik. Tata rias penari gambyong jangkung kuning, memakai warna di kelopak mata perpaduan coklat dan hitam.

Pakaian yang digunakan penari bernuansa kuning keemasan dan hijau. Kedua warna ini merupakan simbol kemakmuran dan kesuburan. Sementara itu properti yang dipakai tari gambyong Retno Kusumo adalah sampur. Alat ini merupakan kain panjang yang diikatkan di bagian perut.

Adapun properti yang dikenakan para penari tari gambyong, yakni:

Kemben

Pakaian tradisional Jawa ini digunakan untuk menutup tubuh bagian atas penari. Kemben menjadi properti utama tari gambyong dan menjadi ciri khas tarian.

Selendang

Selendang dalam tari gambyong dikalungkan pada bagian leher atau pundak penari. Setiap warna selendang memiliki makna tersendiri, misalnya warna hijau yang melambangkan kesuburan dan warna keemasan untuk simbol kekayaan.

Gelungan

Gelungan dikenakan pada bagian kepala guna mempercantikan tata riasan penari.

Bunga Melati

Rambut penari gambyong biasanya akan dimasukan ke dalam kantung rambut dan pada bagian samping kepala terdapat roncean bunga melati yang menjulur hingga bahu.

Gelang

Sama seperti gelungan, gelang juga dikenakan penari untuk mempercantik penampilan mereka. Untuk warnanya biasanya disesuaikan dengan warna kostum utama.

Stagen

Stagen digunakan dengan cara melilitkannya pada bagian pinggang.

Kalung

Kalung merupakan aksesoris tambahan yang dikenakan penari untuk mempercantik tampilan mereka.

Makna Tari Gambyong

Tari gambyong ditampilkan ketika musim tanam dan panen padi. Tujuan tarian ini untuk kesuburan dan mendapat panen yang melimpah. Menurut tradisi di Jawa Tengah dan Timur, tarian ini sebagai penghormatan untuk Dewi Sri sebagai simbol kesuburan.

Dewi Sri digambarkan dalam penari gambyong. Sebelumnya keraton Mangkunegara Surakarta mengubah ulang gerakan tari gambyong. Kini tarian ini ditampilkan untuk menyambut tamu kehormatan, kenegaraan, dan memeriahkan acara pernikahan.

Tari gambyong memiliki 3 fungsi seni pertunjukan yaitu untuk sarana upacara, hiburan, dan tontonan. Sebagai sarana upacara, tarian ini digunakan untuk upacara tertentu seperti perkawinan, bersih desa, dan panen padi.

Kemudian, fungsi upacara mengalami perkembangan untuk penampilan di acara resmi, pemukaan acara kegiatan, kongres, hingga festival seni.

Sebagai fungsi hiburan, tari gambyong ditampilkan ketika hari ulang tahun kenegaraan, pesta perkawinan, dan khitanan. Sementara, untuk fungsi tontonan, tari gambyong disajikan untuk pementasan wayang, kethoprak, dan acara lomba.

Pola Lantai Tari Gambyong

Gerakan tari gambyong terdiri dari tiga bagian yaitu gerakan awal (maju beksan), gerakan utama (beksan), dan gerakan penutup (mundur beksan). Tarian dimulai ketika alunan gending pangkur yang menjadi nyanyian awal mengundang penari naik ke panggung.

Pola lantai tari gambyong menonjolkan gerakan kaki, tangan, tubuh, dan kepala. Gerakan dasar tarian ini adalah kepala dan tangan. Keunikan gerakan yaitu pandangan penari sering melihat jari tangan. Pergerakan kaki bergerak harmonis mengikuti alunan musik pengiring.

Tarian gambyong memiliki tempo lambat sehingga penari menampilkan gerakan lemah gemulai yang menggambarkan keindahan dan kelembutan seorang wanita.