Ini Daftar Investasi Uni Emirat Arab di Sektor Energi dan Migas RI

Setkab
Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Putera Mahkota UEA Mohammed bin Zayed di Abu Dhabi, Senin (13/1) menyepakati 16 perjanjian kerja sama, sebagian besar di sektor energi dan migas.
17/1/2020, 16.07 WIB

Indonesia resmi menjalin kerja sama investasi dengan Uni Emirat Arab (UEA) di berbagai sektor. Sektor energi menjadi fokus dari kerja sama ini dan mendapatkan alokasi investasi paling besar dari negara timur tengah ini.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif berharap agar pasca penandatanganan jalinan kerja sama yang telah dilakukan kedua belah pihak dapat dieksekusi dengan baik. Selain itu, dia juga berharap pengembangan kilang oleh Pertamina yang nantinya dikerjasamakan dengan UEA agar segera ditindaklanjuti.

"Ya kalau sudah ditandatangani harapannya harus segera jalan. Terkait pengembangan kilang memang sedang dalam finalisasi," kata Arifin saat ditemui di Jakarta, Jumat (17/1).

Adapun, sebanyak 11 perjanjian bisnis berhasil dikerjasamakan antara Indonesia dengan UEA, sebagian besar di sektor energi, migas, petrokimia, pelabuhan, telekomunikasi, dan riset. Total estimasi nilai investasi yang diperoleh dari 11 hasil perjanjian tersebut mencapai US$ 22,89 miliar atau sekitar Rp 314,9 triliun.

(Baca: Percepat Pengembangan Kilang Balikpapan, Pertamina Gandeng Mubadala)

Salah satu dari kesepakatan bisnis yang akan dijalankan adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Waduk Cirata, Jawa Barat yang berkapasitas 145 mega watt peak (MWp), antara perusahaan energi baru terbarukan (EBT) Masdar, yang berbasis di Abu Dhabi, UEA, dengan PT Pembangkit Jawa Bali Investasi (PJBI).

Nilai investasi di pembangkit ini diperkirakan mencapai Rp 1,8 triliun. PLTS Terapung Cirata diproyeksikan memecahkan rekor pembangkit bertenaga surya terbesar di ASEAN setelah PLTS Cadiz Solar Powerplant berkapasitas 132,5 MW di Filipina.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan