Investor ramai-ramai mengantisipasi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, serta risiko perang mata uang. Harga emas pun semakin menanjak di tengah aksi jual yang melanda bursa saham global.
Saat berita ini ditulis, harga emas comex untuk pengiriman Desember tercatat US$ 1.480 per ounce atau naik 0,28% dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya. Bila dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu, maka harga emas telah naik 15,35%.
Di sisi lain, harga emas di pasar spot tercatat US$ 1.466 per ounce, naik 0,16% dibandingka penutupan perdagangan sebelumnya. Bila dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu, maka harga emas telah naik 14,53%.
(Baca: Perang Mata Uang Memukul Bursa Saham AS, Emas dan Yen Jadi Buruan)
Kenaikan harga emas terjadi di tengah maraknya aksi jual di pasar modal seiring meningkatnya kecemasan investor akan perang dagang AS-Tiongkok dan risiko perang mata uang.
Bursa saham AS mengalami penurunan terbesar tahun ini dalam perdagangan yang ditutup pagi tadi. Di sisi lain, US Treasury tenor 10 tahun tercatat turun ke level terendah sebelum Pemilu AS yang memenangkan Donald Trump.
Sebelumnya, indeks di bursa saham Asia dan Eropa juga berguguran. Sedangkan dolar AS terpantau masih melemah terhadap mata uang utama dunia. Saat berita ini ditulis, index DXY turun 0,17% ke posisi 97,35.
Harga emas Antam ikut mengalami kenaikan di tengah peningkatan harga emas dunia. Harga emas Antam tercatat berada di posisi Rp 739 ribu per gram, naik 15 ribu dari perdagangan sebelumnya. Sedangkan harga penjualan kembali, di Butik Emas Logam Mulia Pulo Gadung misalnya, tercatat Rp 666 ribu per gram, naik Rp 13 ribu dari perdagangan sebelumnya.