Menilik Tren Penurunan Harga Batu Bara Sepanjang 2025, Dipicu Transisi Energi
Pergerakan harga batu bara acuan (HBA) sepanjang 2025 tergolong fluktuatif dengan kecenderungan menurun. Hal ini bisa terlihat dari data HBA Januari 2025 sebesar US$ 124,01 per ton namun ditutup dengan HBA periode II Desember 2025 hanya US$ 100,81 per ton.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Gita Maharani mengatakan hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama berkaitan dengan suplai global yang kuat dari Cina dan India. Gita menyebut, dua negara yang menjadi tujuan ekspor Indonesia ini, meningkatkan produksi batu bara domestik sehingga kebutuhan impor menurun dan menyebabkan tekanan pasokan global bertambah.
Kedua, berkaitan dengan tingkat pertumbuhan permintaan global melambat/flat, terutama di Cina, yang diperkirakan turun sedikit pada 2026.
“Jadi kalau bicara mengenai pergerakan harga sepanjang 2025, kami melihat bahwa tren pelemahan yang terjadi disebabkan dari kombinasi beberapa hal,” kata Gita kepada Katadata, Selasa (16/12).
Meski cenderung menurun, Gita menyebut HBA sempat naik dan berada di level tertinggi pada Maret 2025. Angkanya sekitar US$ 128,24 per ton. Kenaikan ini terjadi usai pemerintah menyesuaikan mekanisme penetapan HBA menjadi dua periode dalam sebulan.
Dia menyampaikan tren penurunan harga mulai terjadi pada semester II 2025, pada Juli lalu harganya merosot hingga US$ 97,50 per ton. Selain dua faktor di atas, Gita mengatakan penurunan HBA ini juga disumbang dari faktor transisi energi.
Berikut daftar HBA sepanjang 2025:
- Januari: US$ 124,01 per ton
- Februari: US$ 124,24 per ton
- Maret I: US$ 128,24 per ton
- Maret II: US$ 117,76 per ton
- April I: US$ 123,32 per ton
- April II: US$ 120,20 per ton
- Mei I: US$ 121,15 per ton
- Mei II: US$ 110,38 per ton
- Juni I: US$ 100,97 per ton
- Juni II: US$ 98,61 per ton
- Juli I: US$ 107,35 per ton
- Juli II: US$ 97,65 per ton
- Agustus I: US$ 102,22 per ton
- Agustus II: US$ 100,69 per ton
- September I: US$ 105,33 per ton
- September II: US$ 103,49 per ton
- Oktober I: US$ 106,94 per ton
- Oktober II: US$ 109,74 per ton
- November I: US$ 103,75 per ton
- November II: US$ 102,03 per ton
- Desember I: US$ 98,26 per ton
- Desember II: US$ 100,81 per ton
Senada dengan Gita, Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan Bisman Bakhtiar juga mengatakan faktor transisi energi dan peningkatan bauran energi baru terbarukan di berbagai negara turut memengaruhi harga batu bara.
“Kondisi demand dan ekspor batu bara 2025 secara umum stagnan bahkan cenderung turun. Ekspor juga mengalami tekanan harga dan persaingan ketat sehingga volume juga tidak meningkat, termasuk juga pengaruh berbagai perubahan kebijakan di dalam negeri,” kata Bisman kepada Katadata.
Terkait proyeksi 2026, keduanya sepakat bahwa harga batu bara tahun depan tidak akan berbeda jauh dibandingkan 2025. Sebab tidak terlihat adanya faktor yang dapat mendorong pergerakan harga secara signifikan.
Ditambah dengan tantangan industri batu bara yang semakin bertambah, seperti rencana perubahan DHE hingga rencana bea keluar untuk batu bara.
“(Harganya) bisa bertahan saja sudah cukup bagus. Kecuali ada konflik atau situasi global yang memanas bisa jadi sentimen naiknya permintaan dan harga,” ujar Bisman.
HBA Periode II Desember 2025
Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 420.K/MB.01/MEM.B/2025, harga batu bara acuan dibedakan menjadi empat golongan:
- HBA dengan nilai kalor 6.322 kilo kalori (kcal) per kilogram (kg) GAR naik US$ 2,55 per ton dibandingkan periode pertama Desember 2025, dari US$ 98,26 per ton turun menjadi US$ 100,81 per ton.
- HBA I dengan nilai kalor 5.300 kcal per kg GAR naik dari US$ 67,99 per ton menjadi US$ 69,93 per ton.
- HBA II dengan nilai kalor 4.100 kcal per kg GAR naik tipis dari US$ 44,37 per ton menjadi US$ 45,44 per ton.
- HBA III dengan nilai kalor 3.400 kcal per kg GAR naik dari US$ 34,15 per ton menjadi US$ 35,02 per ton.
