Jalan Darat Terputus, Distribusi LPG di Aceh Pakai Kapal Laut hingga Helikopter
Pertamina Patra Niaga menyebut sejumlah jalur darat di Aceh saat ini masih sulit dilalui imbas putus nya jalan serta dampak banjir bandang serta tanah longsor. Jalur darat yang belum bisa dilalui yakni jalan darat Lhokseumawe–Bener Meriah serta jembatan penghubung Bireuen–Lhokseumawe.
Kondisi ini membuat distribusi LPG di Aceh menggunakan jalur alternatif, baik melalui darat, laut, maupun udara. Pada wilayah Banda Aceh, Pidie Jaya, dan Bireuen, pasokan LPG yang sebelumnya disuplai secara reguler dari Lhokseumawe melalui jalur darat harus dialihkan, karena jalur Lhokseumawe–Bireuen terputus.
Pertamina Patra Niaga melakukan penyeberangan pasokan LPG menggunakan armada skid tank (mobil tangki LPG) yang diangkut dengan kapal laut dari Integrated Terminal Lhokseumawe menuju Fuel Terminal Krueng Raya, Banda Aceh. Selanjutnya, LPG didistribusikan kembali melalui jalur darat ke wilayah Pidie Jaya dan Bireuen.
“Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri karena masih ada ruas jalan yang belum tersambung, sehingga distribusi LPG dari Lhokseumawe menuju Banda Aceh dilakukan menggunakan skema distribusi alternatif,” ujar Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun dalam siaran pers, Senin (15/12).
Sementara itu, untuk wilayah Aceh Timur dan Langsa, distribusi BBM dan LPG dari Fuel Terminal Lhokseumawe ke Langsa masih dapat dilakukan melalui jalur darat. Sebab, akses dari sisi timur Aceh, khususnya dari Aceh Tamiang menuju Lhokseumawe, masih dapat dilalui.
Selain itu, Pertamina juga mengirimkan LPG menggunakan Helicopter dengan metode sling load dari Lhokseumawe menuju Bener Meriah. Perusahaan juga menerapkan skema Alternative Emergency (AE) dengan moda kapal Ro-Ro (Roll-on/Roll-off).
Skema tersebut berfungsi sebagai perbantuan pengiriman skid tank LPG dari Lhokseumawe ke Banda Aceh, guna menopang pasokan ke wilayah Pidie Jaya dan Bireuen. Di lokasi Bireun, distribusi LPG dilakukan dengan menggunakan tali baja menyeberangi sungai karena akses jembatan yang terputus.
“Pengiriman LPG melalui jalur laut dengan kapal Ro-Ro merupakan alternatif terbaik yang dapat kami lakukan saat ini. Meskipun distribusi masih dilakukan secara bertahap dan memerlukan pengaturan lanjutan karena belum sepenuhnya sesuai dengan tingkat permintaan”, ujar Roberth.
Di saat yang bersamaan, Pertamina juga menyiapkan tambahan pasokan dengan mendatangkan truk skid tank LPG dari Dumai, Palembang, Batam, dan Jawa, yang direncanakan mulai tiba di Aceh pada 20 Desember 2025.
Pertamina Patra Niaga telah menyalurkan bantuan berupa 983 tabung LPG, terdiri dari 244 tabung pada tahap tanggap darurat awal dan tambahan 739 tabung Bright Gas 12 kg yang difokuskan untuk wilayah Aceh dan sekitarnya.
“Kami terus berupaya maksimal agar dapur umum dapat terus beroperasi maksimal melayani kebutuhan pangan para pengungsi," ucapnya.
Pertamina mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan menggunakan LPG secara bijak sesuai kebutuhan. “Pertamina terus melakukan upaya terbaik agar energi tetap terdistribusi di tengah keterbatasan akses yang ada,” katanya.
