Genjot Produksi Blok Mahakam, Pertamina Bor 52 Sumur di Semester I

Arief Kamaludin|KATADATA
Pekerja beraktifitas di Lapangan Senipah, Peciko dan South Mahakam (SPS) yang merupakan tempat pengolahan minyak dan gas bumi dari Blok Mahakam, Kutai Kartanegara.
16/7/2019, 14.14 WIB

Pertamina Hulu Mahakam (PHM) mengebor 52 sumur di Blok Mahakam sepanjang semester I 2019. Anak usaha Pertamina tersebut menargetkan pengeboran 118 sumur tahun ini untuk menahan laju penurunan alamiah produksi (decline rate) di blok tersebut.

Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu mengatakan, pengeboran terus dilakukan sesuai rencana. Saat ini, decline rate telah turun menjadi 25%, dari posisi 57% pada 2017. Selain itu, perusahaan mempersiapkan pengeboran eksplorasi dalam di 2020.

"Diharapkan in-year decline rate bisa ditahan flat,” kata dia berdasarkan keterangan tertulis, Selasa (16/7).

(Baca: SKK Migas Bentuk Tim Alih Transisi Blok Rokan untuk Jaga Produksi)

Tahun lalu, Pertamina berhasil memproduksi gas sekitar 5% di atas prediksi operator sebelumnya, Total E&P Indonesie. Tahun ini, perusahaan menargetkan prediksi kembali bisa terlampaui. Meskipun, kondisinya cukup menantang.

Ia menjelaskan, tingkat maturasi cukup tinggi dari zona produksi eksisting Blok Mahakam. Alhasil, saat ini, kontribusi produksi datang dari kantung-kantung reservoir yang lebih kecil dengan jarak antarsumur yang lebih dekat.

(Baca: Proyek Onstream Semester II Diharapkan Dongkrak Lifting Migas)

Blok Mahakam mengalami periode penurunan produksi alamiah sejak 2010. Maka itu, satu tahun sebelum alih kelola pada 2018, Pertamina melakukan intervensi pendanaan untuk pengeboran 15 sumur. Sebab, berdasarkan hasil evaluasi, terjadi penurunan investasi sumur menjadi 44 sumur di 2016 dan enam sumur di 2017.

"Pengalaman mengelola Blok Mahakam memberikan wawasan bahwa investasi pada masa transisi sangat penting," ujarnya.

Selain menggencarkan pengeboran, perusahaan melakukan efisiensi biaya untuk meningkatkan keuntungan. Biaya cost recovery Blok Mahakam turun dari 1.271 juta dolar AS menjadi 973 juta dollar AS pada 2018, sehingga berimbas kepada laba perusahaan.

"Pengeboran di area swamp juga lebih efisien yakni dari 11 hari menjadi hanya enam hari, sehingga biayanya juga turun," ujar Dharmawan.