Penjualan Meningkat, Laba Bersih TINS Tahun 2018 Naik 6%

Katadata | Arief Kamaludin
Ilustrasi: Lambang PT Timah Tbk (TINS)
23/4/2019, 15.08 WIB

PT Timah Tbk (TINS) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 531,3 miliar pada periode 2018, meningkat 6% dibandingkan pada periode sebelumnya, yang sebesar Rp 502,45 miliar. Peningkatan volume penjualan logam menjadi 33.818 metrik ton (MT) atau naik 13% dibadingkan 2017 menjadi penopang utama capaian laba bersih TINS.

"Kinerja perusahaan telah dilakukan dengan konsisten, sehingga bisa mencapai peningkatan laba bersih," ujar Direktur Utama PT Timah Tbk Mochtar Riza Pahlevi, di Jakarta, Selasa (23/4).

Tahun lalu realisasi belanja modal (capital expenditure/capex) TINS tercatat sebesar Rp 1,1 triliun, yang dialokasikan untuk peningkatan kapasitas pada mesin dan instalasi, sarana pendukung produksi, rekondisi serta pembangunan teknologi furning yang digunakan untuk memproses kembali tin slag, yang saat ini tidak bisa diproses dengan tanur yang ada.

(Baca: Timah Habiskan Rp 40 miliar untuk Eksplorasi Sepanjang Maret)

Selain itu, TINS juga mengembangkan teknologi Ausmelt untuk memproses kadar bijih timah antara 40-50%. "Tahun lalu kami membuat inovasi yaitu teknologi penambangan yang ramah lingkugan. Tahun ini TINS akan meningkatkan kapasitas alat pembersihan untuk menampung bijih timah dari pertambangan rakyat," ujar Riza.

Tahun ini TINS mematok target mampu meraih laba bersih sebesar Rp 1,2 triliun atau naik hampir dua kali lipat dibandingkan laba bersih 2018. Untuk mencapai target tersebut, TINS menetapkan beberapa strategi. Pertama, meningkatkan cadangan timah yang berada di di tambang timah yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan fokus pada aktivitas penambangan di lokasi yang cadangannya relatif mudah.

Kedua, percepatan produksi bijih timah menjadi logam melalui peningkatan kapasitas, produktivitas, efektivitas, dan efesiensi. Ketiga meningkatkan kapasitas dan kapabilitas penjualan kepada target pasar dunia potensial. Keempat, menigkatkan besar modal kerja yang murah untuk menunjung keseluruhan aktivitas operasinal bisnis.

Kelima, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan terakhir, melakukan sinergi bisnis dan operasi dengan sesama anggota holding pertambangan dan anak perusahaan.

(Baca: Timah Targetkan Ekspor 60 Ribu Ton Bijih Timah Tahun Ini)

Reporter: Fariha Sulmaihati