Baker Hughes, anak usaha GE Company (BHGE), meluncurkan teknologi baru untuk menunjang kegiatan proyek hulu minyak dan gas bumi (Migas) bawah laut. Teknologi baru yang digadang menghemat biaya proyek migas merupakan kombinasi Subsea Connect dan Aptara Totex-lite.
Rangkaian teknologi baru tersebut menggunakan sistem modular yang ringan dan didesain khusus untuk dapat digunakan sepanjang umur pengeboran. Teknologi Subsea Connect diklaim dapat menghemat biaya pembangunan dari proyek-proyek bawah laut rata-rata 30% serta berpotensi menambah ketersediaan cadangan minyak global hingga 16 miliar barel.
(Baca: GE Menilai Geografis Indonesia Jadi Tantangan Pengembangan Energi)
President & CEO BHGE Oilfield Equipment Business Neil Saunders mengatakan belakangan ini industri telah memperlihatkan kemajuan dalam menurunkan biaya dalam proyek-proyek bawah laut hingga pada tingkat menyamai biaya pengembangan proyek onshore.
"Dengan perbedaan biaya yang lebih rendah, lebih lanjut kami membawanya ke tingkat yang lebih tinggi dengan solusi Subsea Connect yang memungkinkan perubahan berkelanjutan dalam jangka panjang dan mendorong penciptaan nilai mulai dari konsep hingga operasional selama umur proyek pengeboran tersebut,"ujar Neil dalam keterangan resmi, Selasa (9/4).
Sementara itu, Sales Director APAC BHGE Derek Price mengatakan penggunaan teknologi tersebut, dapat menekan total biaya investasi awal hingga 50%. Penurunan didapat dari biaya instalasi dan transportasi yang lebih rendah. "Penghematan 50% kami kurangi dari biaya instalasi dan tranpsortasi. Jadi ada banyak keuntungan dari penghematan biaya instalasi dan transportasi sehingga biaya bisa lebih rendah 50%," ujar Derek saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Selasa (9/4).
(Baca: Beban Meningkat, Medco Energi Telan Kerugian Rp 727 Miliar di 2018)
BHGE berharap solusi teknologi ini bisa diterapkan di Indonesia. Menurut Derek, Indonesia adalah pasar yang bagus untuk BHGE dalam memasarkan teknologi tersebut, karena Indonesia memiliki banyak potensi migas yang berada di lepas pantai dan lapangan-lapangan marjinal. "Kami mengincar semua proyek di indonesia,"ujar Derek.
Di tempat yang sama, Sales Director South East Asia Kevin Jayanathan mengatakan, penggunaan rangkaian teknologi Aptara TOTEX-lite dapat mempercepat suatu proyek untuk berproduksi. "Kami bisa buat proyek lebih cepat. Jika proyeknya kompleks maka bisa dipercepat antara enam hingga 12 bulan," ujar Kevin.
Lebih lanjut, BHGE mengatakan teknologi tersebut akan dipasang pertama di lapangan migas yang berada di wilayah Afrika Barat.
Sementara itu, Presiden Direktur BHGE Indonesia Iwan Chandra, mengatakan eksplorasi cadangan bawah laut ini, memiliki tantangan lebih besar seperti modal dan biaya operasional yang tinggi dibandingkan dengan daratan. "Solusi Subsea Connect kami yang baru bertujuan untuk secara langsung menjawab masalah ini," kata dia.