PT Freeport Indonesia siap mengucurkan dana investasi hingga triliunan rupiah dalam beberapa tahun ke depan dan membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter). Ini menyusul terbitnya Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Operasi Produksi dan selesainya proses divestasi saham Freeport.
Chief Executive Officer (CEO) Freeport McMoran Richard Adkerson mengatakan perusahaannya akan mengucurkan dana investasi sebesar US$ 20 miliar atau Rp 291 triliun hingga 2041 untuk kegiatan operasionalnya. Ini sesuai dengan masa berlaku IUPK.
Tak hanya itu, Freeport pun akan membangun smelter secepatnya sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Targetnya, smelter itu selesai dalam lima tahun ke depan. “Itu investasi besar,” kata Adkerson di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (21/12).
Bos Freeport itu pun menjanjikan kegiatan tambang Grassberg di Papua akan tetap menciptakan lapangan kerja dan keuntungan bagi masyarakat Papua dan Indonesia. Selain itu perusahaan juga akan menangani isu lingkungan dengan tepat.
Direktur Utama PT Freeport Indonesia kini dijabat Clayton Allen Wenas atau yang akrab disapa Tony Wenas mengatakan tahun depan akan mulai tambang bawah tanah. Ini karena tambang terbuka (open pit) sudah habis bulan depan. "Ke depannya ada tambahan investasi US$ 14 miliar. Itu sampai 2041," ujar dia.
Seperti diketahui, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) telah melunasi pembayaran divestasi saham PT Freeport Indonesia. Dengan begitu, maka 51,2% saham perusahaan asal Amerika Serikat itu beralih ke Inalum.
Peralihan saham itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta. Hadir dalam pengumuman ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, CEO Freeport McMoRan Richard Adkerson
Presiden Jokowi Widodo mengatakan ini merupakan momen bersejarah karena sejak Freeport beroperasi 1973, baru kali ini Indonesia memiliki saham lebih dari 50%. “Saya baru saja menerima laporan dari seluruh menteri terkait, Direktur Utama Inalum dan CEO Freeport McMoran, disampaikan bahwa 51,2% saham PT Freeport Indonesia sudah beralih ke Inalum dan lunas dibayar,” kata dia di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (21/12).
(Baca: Jokowi: Lunas, 51,2% Saham Freeport Beralih ke Inalum)
Inalum membayar US$ 3,85 miliar kepada PT Freeport Indonesia demi memiliki 51% saham. Perinciannya sebanyak US$ 3,5 miliar dialokasikan untuk pembayaran 40% hak partisipasi Rio Tinto dan US$ 350 juta untuk Indocopper. Adapun, pendanaan untuk membayar saham itu berasal dari dana obligasi sebesar US$ 4 miliar.