Harga minyak jenis Brent kembali turun ke bawah US$ 60 per barel. Salah satu pemicu turunnya harga minyak karena banjirnya pasokan minyak mentah di pasaran.
Mengutip Reuters, selama sesi perdagangan pada Jumat (23/11) Brent untuk kontrak Januari 2019 berada di level US$ 58,41 per barel, ini turun 6,5% dibandingkan harga Kamis (22/11) yang sempat mencapai
US$ 62,52 per barel.
Harga Brent itu juga terendah sejak Oktober 2017. Brent pada Oktober 2017 lalu sempat mencapai level US$ 60 per barel.
Penurunan harga juga terjadi pada minyak West Texas Intermediate (WTI). Jenis minyak ini untuk kontrak Januari 2019 turun 6,2% menjadi US$ 50,42 per barel, dibandingkan Kamis (22/11) yang mencapai US$ 53,85 per barel. Ini juga terendah sejak Okt0ber 2017. Adapun pada Oktober 2017, WTI mencapai US$ 51,59 per barel.
Salah satu penyebab banjirnya pasokan di pasar disebabkan oleh produksi minyak terutama dari Amerika Serikat. Pasokan ini meningkat lebih cepat dari permintaan.
(Baca: Pengusaha SPBU Dukung Penurunan Harga BBM)
Namun, ke depan ada sinyal kenaikan harga minyak jelang pertemuan OPEC di Wina Austria awal bulan depan, yakni 6 Desember 2018. Apalagi anggota OPEC bersiap untuk menyetujui pemotongan pasokan bersama sebesar 1,4 juta barel per hari.
Jika OPEC memutuskan untuk memangkas produksi pada pertemuan bulan depan, maka harga minyak bisa pulih. "Dalam skenario itu harga Brent kemungkinan pulih kembali US$ 70- an, kata Ahli strategi Komoditas Morgan Stanley Martijn Rats dan Amy Sersan mengutip Reuters, Senin (26/11).
Analis riset di FXTM Lukman Otonuga juga menyebutkan jika OPEC tidak memangkas produksi, harga minyak akan terus turun. Bahkan, berpotensi di US$ 50 per barel.