PT Saka Energi Indonesia berencana mengebor sumur ketiga Blok Pangkah. Pengeboran di lepas pantai Jawa Timur ini untuk memastikan besaran cadangan minyak dan gas bumi (migas) yang ada di blok tersebut, setelah mengebor sumur kedua.

Manager Eksplorasi Saka Energi Indonesia Hotma Yusuf mengatakan pengeboran sumur ketiga tersebut berupa sumur appraisal. "Setelah sumur ini ada, kita masih melakukan pengeboran sumur berikutnya, yaitu sumur appraisal," kata dia di rig pengeboran sumur lepas pantai TKBY-2, Jawa Timur, Jumat (31/8).

Sumur appraisal adalah sumur yang dibor setelah ditemukannya migas. Tujuannya menetapkan batas reservoir minyak dan gas bumi, produktivitas sumur, serta ciri minyak dan gas bumi di suatu wilayah kerja.

Di tempat yang sama, Kepala Divisi Eksplorasi SKK Migas Shinta Damayanti mengatakan di struktur Tambakboyo yang menjadi struktur pengeboran sumur TKBY-2, sudah ada sumur pertama yang dibor 18 tahun oleh Premier. Namun, perusahaan asal Inggris itu tidak mengembangkan dan meninggalkannya.  

Setelah Saka mengelola Blok Pangkah, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Tbk) ini mulai gencar melakukan eksplorasi. Salah satunya dengan mengebor sumur kedua bernama TKBY-2 di struktur Tambakboyo.

Sumur Eksplorasi TKBY-2 telah dibor Saka di lepas pantai Utara Jawa Timur pada Juli lalu. Pengeboran sumur ini telah mencapai kedalaman akhir pada 9.500 kaki. Di sumur ini, berhasil ditemukan keberadaan minyak bumi di beberapa lapisan.

Lokasi sumur itu kurang lebih 10 km dari fasilitas produksi Well-head Platform B, dimana kegiatan ini merupakan bagian strategi besar eksplorasi Pangkah. Sehingga optimasi yang dilakukan saat ini terhadap fasilitas produksi yang sudah ada, dapat sejalan dengan tingkat keekonomian dari Wilayah Kerja Pangkah.

Sumur tersebut kini masih dalam tahap Uji Kandung Lapisan (UKL) tahap tiga. Dilanjutkan UKL tahap empat dan lima untuk menentukan berapa volume minyak yang bisa diproduksikan per harinya dari sumur TKBY-2 tersebut.

Menurut Shinta, jika hasil evaluasi UKL nantinya menunjukkan bahwa volume minyak yang bisa diproduksi dari sumur TKBY-2 kecil, maka perlu dilakukan pengeboran sumur ketiga. "Karena kita perlu pembuktian volume metrik yang cukup banyak supaya ekonomis,"ujar dia.

Shinta menargetkan potensi cadangan yang bisa diperoleh bisa seperti cadangan minyak Banyu Urip. Lapangan minyak yang dioperatori ExxonMobil ini memiliki cadangan di atas 500 juta barel.

(Baca: Saka Minat Perpanjang Kontrak Blok Pangkah)

Adapun biaya yang dikeluarkan Saka mencapai US$ 11 juta. Menurut Shinta secara anggaran, biaya yang dikeluarkan Saka itu masih efisien dan tidak melebihi anggaran yang sudah disetujui SKK Migas sebesar US$ 15 juta.

Reporter: Anggita Rezki Amelia