Pertamina dan Telkom pun sepakat mengembangkan kerangka penyaluran BBM untuk memantau stok BBM di Tangki Penyimpanan SPBU. Kerangka ini juga bisa memantau jumlah BBM yang dikeluarkan melalui nozzle dan penerimaan penjualan BBM.

Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas’ud Khamid mengatakan digitalisasi SPBU merupakan upaya memaksimalkan pelayanan ke konsumen. Ini juga mendukung Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) melalui pembayaran digital. “Melalui sistem digital, diharapkan pengawasan stok dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) dapat lebih efektif,” ujar dia.

Dengan digitalisasi itu, nantinya Pertamina akan membayar Rp 15,25 per liternya. Sedangkan investasinya Rp 4 triliun selama lima tahun.

(Baca: Tahun Ini, 5518 SPBU Pertamina Akan Diawasi Secara Digital)

Sesuai kesepakatan, proses implementasi digitalisasi SPBU akan diupayakan maksimal untuk dapat diselesaikan pada Desember 2018 atau selambat-lambatnya dalam Triwulan pertama tahun 2019. "Kalau lima tahun nanti ada perpanjangan lagi, akan dibicarakan lagi, evaluasi setiap triwulan," kata Direktur Enterprise and Business Service Telkom Dian Rachmawan.

Halaman:
Reporter: Fariha Sulmaihati