PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) berupaya memulihkan jaringan listrik di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang sempat terganggu akibat gempa bumi. Gempa tersebut terjadi sejak akhir Juli hingga Minggu (19/8).
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan sudah menurunkan bantuan pangan dan kelistrikan. “Sudah terang lagi sebagian, tinggal 50 lokasi,” kata dia di Jakarta, Senin (20/8).
Salah satu upaya memulihkan jaringan listrik itu adalah dengan membangun kembali Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jiranjang. Kapasitasnya sebesar 3 x 15 megawatt.
Dalam menstabilkan kembali pembakit tersebut di butuhkan waktu delapan jam, untuk mengecek, dan membakar batu bara lagi. "Setelah dicek, bakar batu bara lagi, sore nanti baru masuk," Direktur Bisnis Regional, Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara, Djoko R Abumanan.
Seperti diketahui, gempa susulan yang terjadi pukul 04.50 WIB pada (19/8) sebesar 5,2 skala richter di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Gempa itu membuat listrik di seluruh daerah tersebut menjadi padam.
(Baca: Ini Alasan Pemerintah Tak Beri Status Bencana Nasional Gempa Lombok)
Selain itu terdapat 180 travo di Lombok seluruhnya hancur. PLN harus mengganti travo tersebut dengan mengirimnya melalui kapal laut, yang disewa dari Angkatan Laut.
Dari 180 travo, ada 30 yang berada di Gili. "Ada yang mati dan ambruk. Recovery ini lama, karena travonya harus kami ganti," kata Djoko.