Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat produksi minyak bumi enam dari 12 kontraktor besar hingga akhir Mei masih belum capai target. Alhasil, target produksi secara nasional pun belum terpenuhi.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan produksi minyak  secara nasional hanya 778.287 barel per hari (bph). Padahal target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 adalah 800.000 bph.

Kendala utama belum tercapainya target produksi minyak bumi yakni masalah teknis di lapangan. Salah satunya Blok Offshore North West Java (ONWJ). "Blok ONWJ itu masih di bawah, karena ada beberapa isu terkait dengan fasilitas produksi," kata Wisnu di Jakarta, Rabu (6/6).

Jika dirinci enam kontraktor utama yang belum memenuhi target produksi tersebut diantaranya PT Chevron Pacific Indonesia di Blok Rokan. Sepanjang lima bulan terakhir produksi minyak perusahaan asal Amerika Serikat ini hanya 212.316 bph dari target 213.551 bph.

Kedua, PT Pertamina EP. Anak usaha PT Pertamina (Persero) itu hanya bisa memproduksi 75.879 bph dari target 85.869 bph. Ketiga, Pertamina Hulu Energi (PHM) di Blok Mahakam yang hanya memproduksi minyak 44.638 bph, padahal targetnya 48.271 bph.

Anak usaha Pertamina yang lain, yakni Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd juga gagal mencapai target produksi minyak. Hingga akhir Mei 2018, capaiannya baru 30.457 bph, padahal targetnya 33.000 bph.

Kelima, Medco E&P Natuna yang capaiannya baru sebesar 17.238 bph yang targetnya 18.600 bph. Terakhir, Badan Operasi Bersama PT Bumi Siak Pusako-PN Hulu yang produksinya 10.479 bph dari target 103.370 bph.

Beberapa kontraktor yang tidak termasuk 12 penyumbang minyak terbesar juga tak capai target. Tercatat sepanjang lima bulan terakhir capaiannya baru sebear 81.657 bph dan targetnya 103.370 bph.

Di sisi lain, ada juga kontraktor yang berhasil mencapai dan bahkan melampaui target. Mereka adalah Mobil Cepu Ltd yang capainnya 209,2 ribu bph atau 102,09% dari target. Kemudian ada CNOOC, Petronas Carigali (Ketapang) Ltd, Chevron Indonesia Company, PetroChina International Jabung Ltd, dan Vico Indonesia berhasil memproduksi minyak diatas target.

Tak hanya produksi, lifting yang sejatinya produksi siap jual juga belum memenuhi target. Sepanjang lima bulan terakhir, lifting minyak baru tercapai 758 ribu bph, atau 95% dari target APBN 2018.

Salah satu penyebab lifting itu tak mencapai target adalah stok minyak di penampungan belum sepenuhnya terambil. Nilai stok itu di atas 10 juta barel. "Diupayakan hingga akhir tahun stok ini bisa mencapai titik yang paling minim," kata Wisnu.

Penyebab lainnya lifting tidak mencapai target adalah kerusakan mesin operasi. Jadi perlu waktu untuk perbaikan dan masalah kerusakan pipa.

(Baca: Jonan Ancam Tolak Kenaikan Cost Recovery jika Produksi Turun)

Tak hanya minyak, lifting gas juga belum memenuhi target. Sampai akhir Mei 2018, capaiannya baru 1.158 ribu barel setara minyak per hari (bsmph) atau 97% dari target APBN sebesar 1.200 ribu bsmph.

Reporter: Anggita Rezki Amelia