Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menilai produksi gas dari proyek Jangkrik bisa stabil hingga 2022. Artinya selama empat tahun ini, proyek yang dikelola Eni itu bisa memproduksi hingga 600 mmscfd.
Deputi Operasi SKK Migas Fatar Yani Abdurahman mengatakan produksi itu bisa bertahan hingga tahun 2022 dengan syarat. “Bisa sampai pertengahan 2022 jika tidak ada masalah dengan reservoir," kata dia kepada Katadata.co.id beberapa waktu lalu.
Setelah tahun 2022, Fatar memperkirakan produksi dari Lapangan Jangkrik dan Jangkrik North East akan turun. Sayangnya, besaran penurunan itu sampai saat ini belum bisa dipastikan.
Meski ada penurunan dari pasokan gas kedua lapangan tersebut, fasilitas produksi Jangkrik masih bisa terjaga. Ini karena akan ada pasokan dari lapangan Merakes di blok Sepinggan, Kalimantan Timur.
Produksi dari lapangan Merakes ini akan dikelola di fasilitas Jangkrik karena lokasinya berdekatan. “Produksi dari fasilitas Jangkrik memang turun, tapi nanti masuk dari lapangan Merakes untuk maintain," kata Fatar.
Fatar pernah mengatakan, volume gas yang bisa diproduksi dan dikomersialkan dari lapangan Merakes mencapai 150 mmscfd. Adapun hingga kini proposal rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) Lapangan Merakes di Blok Sepinggan masih dalam tahap penyusunan.
(Baca: Dua Bulan Beroperasi, Proyek Gas Jangkrik Capai Puncak Produksi)
Sementara itu, Eni Muara Bakau Ltd mulai mengoperasikan fasilitas produksi Jangkrik di blok Muara Bakau, Kalimantan Timur pada kuartal III atau Juli 2017 lalu. Berdasarkan rencana pengembangan (PoD) II Lapangan Jangkrik dan Jangkrik NE yang disetujui SKK Migas 2013 silam, nilai investasi proyek ini sebesar senilai US$ 3,77 miliar.