Perluasan Akses Listrik Menyasar Pelosok dan Daerah 3T
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, hingga triwulan III 2024, rasio elektrifikasi (RE) atau perbandingan jumlah rumah tangga yang berlistrik dengan total rumah tangga se-Indonesia telah mencapai 99,82 persen.
Sementara itu, masih ada 0,18% rumah tangga belum berlistrik yang sebagian besar tersebar di wilayah terpencil (remote area) khususnya daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T).
Untuk memperluas akses listrik bagi masyarakat, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM didukung DPR RI menugaskan PT PLN (Persero) untuk menghadirkan program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL).
Sejak tahun 2022 hingga akhir 2024, program BPBL telah membantu lebih dari 350.000 rumah tangga di seluruh Indonesia untuk mendapatkan aliran listrik.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman P. Hutajulu menjelaskan, pemerintah bersama PLN terus berupaya memperluas akses listrik hingga ke desa-desa dan daerah 3T agar kebutuhan listrik tidak hanya terpenuhi di perkotaan dan sektor industri, tetapi juga di seluruh pelosok negeri.
"Kami berharap ke depan seluruh kebutuhan listrik masyarakat dapat sepenuhnya dilayani oleh PLN," ujar Jisman di Jakarta, Jumat (20/12/2024).
Sementara Ketua Komisi XII DPR Bambang Pattijaya dalam peresmian Program BPBL di Belitung, beberapa waktu lalu, menegaskan bahwa seluruh masyarakat Indonesia, termasuk kelompok kurang mampu harus mendapatkan akses aliran listrik di rumah mereka.
“Upaya ini penting untuk mendukung pemerataan pembangunan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil yang masih menghadapi tantangan dalam akses energi listrik,” kata Bambang.
Tingkatkan Taraf Hidup Masyarakat
Di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, sebanyak 3.255 rumah tangga kurang mampu juga menerima bantuan BPBL. Anggota DPR H. Nurzahedi menyampaikan, program BPBL diperjuangkan untuk masyarakat kurang mampu.
Ia yakin kehadiran listrik sangat penting di suatu daerah karena mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan berdampak pada kemajuan bangsa.
"Dengan ketersediaan listrik, tentu diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam segala aspek yang tentu akan berdampak pada kemajuan bangsa dan negara," terangnya.
Sementara dalam acara peresmian Program BPBL di Maluku Tengah beberapa waktu lalu, anggota DPR RI Mercy Christy Barends menyampaikan bahwa kehadiran listrik sangat penting di suatu daerah karena mampu menggerakan pemerintahan, aktifitas masyarakat, perputaran ekonomi, pendidikan, dan komunikasi.
"Semoga masyarakat yang ada di Maluku Tengah bisa menikmati listrik dengan penuh suka cita, pertumbuhan ekonomi bisa meningkat dengan pesat," ujar Mercy.
Adapun anggota DPR Rico Sia di Kota Sorong, Jumat (13/12/2024), menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada Ditjen Ketenagalistrikan dan PLN karena telah berhasil menghadirkan program sambung listrik gratis ke pelosok Indonesia.
Program BPBL dilaksanakan oleh Kementerian ESDM melalui aspirasi para wakil rakyat, khususnya anggota DPR.
Menurut Rico, program BPBL ini tak hanya menghadirkan akses listrik bagi masyarakat, tetapi juga membuka peluang peningkatan perekonomian. Dengan adanya listrik, diharapkan kesejahteraan masyarakat terus meningkat. Hal ini sejalan dengan visi program BPBL untuk memperbaiki taraf hidup dan ekonomi masyarakat di berbagai wilayah.
"Harapan saya ke depan, warga Kota Sorong semakin hebat, semakin mandiri dengan adanya program ini," ujar Rico.