Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah menghadapi kendala lahan dalam proyek pengembangan blok Masela. Salah satu calon lokasi pembangunan kilang terhambat perkebunan tebu.

Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan lahan perkebunan tebu yang akan menjadi lokasi kilang Masela dikuasai perusahaan yang bukan berasal dari Maluku. “Kami dapat informasi lokasi yang akan dipakai itu sudah dialokasikan untuk perkebunan tebu oleh sebuah perusahaan dari Jakarta,” kata dia di Jakarta, Jumat (5/1).

Adapun lokasi kilang ini nantinya berada di Maluku Tenggara Barat. Ini berdasarkan kesepakatan antara pemerintah daerah yang beririsan dengan proyek lapangan Abadi.

Menurut Amien, awal tahun lalu, memang masih ada perselisihan antara bupati Maluku Tenggara Barat (MTB) dan bupati Maluku Barat Daya. Keduanya menginginkan agar kilang Masela dibangun di daerahnya.

Untuk menyelesaikan pertikaian itu, maka tim SKK Migas kemudian berkunjung ke Maluku Barat Daya bertemu dan berdiskusi dengan bupati. Setelah itu dilanjutkan berkeliling mengunjungi lokasi.  

Dari pertemuan itu kemudian diputuskan mengenai lokasi kilang. “Terus dari sana bisa terima kalau lokasinya ada di Maluku Tenggara Barat. Jadi ini satu tahap bagus, cuma di MTB ada informasi baru yang perkebunan tebu baru,” ujar Amien.

Amien mengatakan saat ini SKK Migas sedang mempelajari perusahaan yang memiliki lahan tebu tersebut. Selain itu, juga bekerja sama dengan pemerintah daerah menyelesaikan permasalahan tersebut.

(Baca: Menteri ESDM Minta Pemda Maluku Awasi Calo Tanah Proyek Masela)

Menurut Amien, pemerintah daerah siap membantu permasalahan lahan tersebut. “Pak Bupati sudah menyatakan, walaupun ini dialokasikan perkebunan tebu, tapi kalau diperlukan Inpex untuk Masela maka akan dilepas,” ujar dia.