Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)/Angin di Desa Mattirotasi dan Lainungan, Kecamatan Watangpulu, Kabupaten Sidrap Sulawesi Selatan ditargetkan beroperasi tahun depan. Ini merupakan pembangkit listrik tenaga angin terbesar pertama di Indonesia dengan total kapasitas mencapai 75 Mega Watt (MW).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan pembangkit listrik tersebut akan beroperasi pada kuartal pertama tahun depan. "Ini merupakan PLTB pertama terbesar di Indonesia, tidak banyak negara Asia yang punya wind power," kata Jonan di Sidrap, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/9).
Jonan menyebutkan kabupaten Sidrap memiliki potensi angin yang bagus sehingga cocok untuk dibangun pembangkit listrik berbasis angin. Adapun estimasi kecepatan angin di lokasi tersebut berkisar 7 meter per detik (m/s).
Proyek PLTB ini dikembangkan oleh PT UPC Sidrap Bayu Energi dengan investasi senilai US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,02 triliun. PT UPC Sidrap Bayu Energi merupakan konsorsium yang terdiri dari UPC Renewables Asia I, UPC Renewables Asia III, Sunedison dan Binatek Energi Terbarukan.
Sebagian biaya proyek tersebut berasal dari pinjaman Overseas Private Investment Corporation (OPIC), yakni lembaga keuangan pembangunan pemerintah Amerika Serikat. Adapun jangka waktu pinjaman selama Rp 16,5 tahun dengan jumlah pinjaman US$ 120 juta.
Secara total, jumlah turbin proyek PLTB Sidrap ini ada 30, masing-masing turbin berkapasitas 2,5 MW. Turbin tersebut memiliki ketinggian 80 meter, dan panjang baling-baling sekitar 57 meter. Teknologi pembangunan PLTB Sidrap ini berasal dari perusahaan asal Spanyol, Gamesa.
Listrik yang dihasilkan oleh pembangkit tersebut nantinya akan disalurkan ke PLN melalui jaringan interkoneksi di Sulawesi Selatan. Jaringan ini menyambungkan ke saluran tranmisi PLN sebesar 150 Kilovolt dengan jarak 3 kilometer dari PLTB Sidrap.
Pembangunan PLTB Sidrap dibangun di atas lahan 100 hektare. Konstruksi turbin sudah dimulai sejak Juni lalu. Saat ini UPC Sidrap Bayu Energi tengah menyelesaikan konstruksi pondasi turbin dan sedang proses pemasangan baling-baling turbin.
Jonan mengaku pembangunan PLTB Sidrap ini tidak lepas dari peran pemerintah daerah yang mempercepat proses perizinan sehingga proyek bisa berjalan sesuai rencana. "Terimakasih ini pak Bupatinya sudah mendukung," kata dia.
PLTB Sidrap nantinya akan dikembangkan ke tahap II, kapasitas PLTB Sidrap tahap II sebesar 60-120 MW. Konstruksi PLTB Sidrap tahap II akan dimulai tahun depan dan ditargetkan beroperasi pada kuartal III 2019.
Jonan meminta harga listrik dari PLTB Sidrap tahap II bisa lebih rendah lagi dari tahap pertama. Sesuai perjanjian jual beli listrik yang diteken 2015 lalu, harga listrik dari PLTB Sidrap sebesar US$ 11,41 sen per kwh. "Pesan Pemerintah hanya satu, tarifnya harus terjangkau," kata dia.
Di tempat yang sama, CEO UPC Renewables, Brian Caffyn mengatakan membangun PLTB di Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi perusahannya, perusahaan asing biasanya mengalami kesulitan membangun proyek itu di Indonesia. "Saya menyukai tantangan, menyukai tempat ini, juga menyukai orang-orang disini, itu yang selalu memotivasi saya untuk membuktikan kepada semua pihak bahwa kami bisa," kata dia