Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat sejak awal tahun ini hingga 31 Agustus 2017, produksi siap jual (lifting) minyak hanya 792 ribu barel per hari (bph). Capaian ini masih di bawah target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017 yang dipatok 815 ribu bph.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan salah satu penyebab belum optimalnya lifting minyak adalah cuaca di terminal penampung. Alhasil masih ada beberapa minyak yang belum terangkut untuk dijual.
“Kendalanya cuaca ketika lifting di terminal," kata dia kepada Katadata, Rabu (13/9). (Baca: Biaya Produksi 48 Kontraktor Migas Mahal, tapi Hasilnya Sedikit)
Sejak awal tahun hingga 31 Agustus lalu, minyak yang masih ada di terminal penampung mencapai 15 juta bph. Dari jumlah tersebut, diperkirakan hanya 8 juta bph yang bisa di-lifting, sisanya untuk kebutuhan operasional terminal.
Namun, SKK Migas berupaya agar stok tersebut untuk segera diangkut. Caranya lewat mengatur jadwal lifting. Dengan demikian, Wisnu yakin hingga akhir tahun, lifting akan lebih optimal dan mencapai target yang diharapkan.
(Baca: Target Lifting Minyak Bumi Tahun Depan Semakin Rendah)
Sementara itu, lifting gas hingga akhir Agustus lalu berhasil mencapai 1.134 ribu barel setara minyak per hari (bsmph). Capaian ini juga masih rendah dibanding target APBN-P 2017 sebesar 1.150 ribu bsmph.
Di sisi lain, realisasi kegiatan hulu migas selama delapan bulan pertama juga belum mencapai target. Pengeboran sumur pengembangan baru terealisasi 114 sumur dari target 223 sumur.
(Baca: Dana Kontraktor Minim, Realisasi Pengeboran Migas di Bawah Target)
Adapun pengeboran sumur ulang juga hanya tercapai 501 sumur dari target 907 sumur. Sedangkan kegiatan perawatan sumur sudah tercapai 33.313 sumur dari target 57.512 sumur.